Adakalanya manusia mengalami krisis semangat yang biasanya di ikuti dengan sebuah keadaan emosional tertentu bernama ‘kebosanan’. Mungkin ...

Belajar Keuletan dari Orang-orang Tua

Adakalanya manusia mengalami krisis semangat yang biasanya di ikuti dengan sebuah keadaan emosional tertentu bernama ‘kebosanan’. Mungkin ini manusiawi. Begitulah yang sedang aku alami. Aku sedang merasa bosan dan sangat tidak bersemangat. Dunia terasa flat. Mengutip apa yang dikatakan si ‘Meinal Az-zain’ dalam tulisan ku sebelumnya yang mungkin dia kutip juga dari salah satu iklan, yaitu : “Life is never flat!”

Tapi sejujurnya kalo aku sedang merasa bosan, sebagian besar hidupku saat itu rasanya flat. Pikiran ku flat, pendengaran ku flat, perasaan ku flat,  penglihatan ku flat.. Ups...!! tunggu dulu, kali ini aku melihat sesuatu yang membuat pandanganku gagal menjadi flat (flat failed). Aku melihat sosok-sosok orang tua yang cetar membahana.

Kalau boleh aku ceritakan, aku menjadi flat karena dampak buruk dari monotonisme aktivitas hidup. Hidup yang menjadi monoton sebenarnya semata-mata akibat kita tidak mampu melakukan inovasi  terhadap aktivitas itu sendiri (setidaknya sampai saat ini aku masih beranggapan seperti itu). Tapi terlepas dari itu semua menjadi bosan adalah manusiawi.

Seperti cerita ku kali ini. Saat itu aku sedang bosan di ikuti turun nya semangat si anak muda dalam beraktivitas. Saat itu kondisinya adalah malam hari, sedang hujan, aku masih bertugas jualan di satu-satunya outlet kami. Jika hujan turun itu bermakna konversi penjualan akan turun atau nihil. Hujannya ini pun punya pola yang aneh. Gerimis – Lebat – Reda – mendadak lebat- reda – lebat - gerimis dsb, dst. Aku harus bolak balik membuka tutup outlet kami kala itu.

Aku hampir saja menyerah, ingin segera tutup saja dan pulang ke kosan lalu tidur sampai pagi. Sampai pada akhirnya aku melihat sesosok wanita tua yang membawa bakul yang tertatih-tatih memindahkan barang dagangan nya. Rupanya sama seperti aku, dari tadi dia sibuk pindah-pindah tempat akibat cuaca extreme. Dia berteduh kesana pindah kesini, angkut sana, angkut sini, bolak-balik menutup dagangan dan membuka lagi saat hujan reda. Kadang-kadang beliau bertahan di suatu tempat saat keadaan gerimis dan berteduh dibawah payungnya (mungkin ia sudah kelelahan memindahkan barang-barangnya).

Ibu-ibu ini berbadan kurus, kulitnya yang keriput menandakan bahwa dia adalah seorang nenek-nenek. Dia berjualan onde-onde yang sepertinya agak kurang diminati orang-orang yang lewat. Aku kasihan sekali melihat beliau. Gambar di bawah ini adalah gambar beliau yang sempat ku ambil  saat dia bertahan di suatu tempat melawan gerimis (kualitas foto agak kurang baik, sebab itu aku memberi keterangan-keterangan).



Melihat perjuangan beliau yang gigih ini, semangat ku yang sempat ambruk porak-poranda tadi merasa di permalukan oleh pemandangan yang tepat didepan mataku. Dengan sedikit malu-malu, Semangat ku tumbuh lagi.

Sedangkan di lain waktu aku melihat dua gambar orang-orang tua renta ini :






Ini menisbahkan bahwa anak muda perlu melihat orang-orang tua untuk mengisi suplemen kegigihan. Benarkah ?

0 komentar: