Saya membuat tulisan ini ketika kepala ku sudah terlalu penat memikirkan Tugas akhir. Untuk saat ini tidak ada satupun ide yang keluar untuk...

aku di sidang !

Saya membuat tulisan ini ketika kepala ku sudah terlalu penat memikirkan Tugas akhir. Untuk saat ini tidak ada satupun ide yang keluar untuk sebuah karya yang memerlukan vocabulary ilmiah. Saya kehabisan vocabulary itu, aku sudah mengais dari setiap sudut otak ku. Namun otakku sudah buntu, benar-benar buntu. mungkin “ajudan” neuron (saraf otak) ku sudah mondar mandir mencari file bahasa ilmiah di otak, namun apa daya server not found….! Koneksi gagal….!

Otakku memanas memikirkan kata-kata ilmiah yang ku susun  di coret tanpa ampun oleh dosen penguji saat sidang, aku memandang polos ballpoint besarnya menggambar silang besar di atas delapan halaman tugas akhir ku yang gemetar di pegangnya.

“ini gak pantas kau tarok di sini….!!” Suaranya agak tinggi-
Logat medan nya merajalela sembari memporak-porandakan tugas akhir ku...,

Aku tercengan, pilu sekali….

 kata-kata  yang  telah kudulung dari muara literature  ilmu “puswil maksud ku..!” yang semakin akrab ku kunjungi roboh delapan halaman di seret alat tulisnya. Kupandang silang-silang besar itu, kupandangi nomor halaman disudut ketas yang sedih di tinggalkan halaman lain nya.

Kau tahu kawan…? Aku masuk dalam komplotan mahasiswa yang memiliki jumlah halaman tugas akhir ter-pas-pasan….! Ya… halaman tugas akhirku setebal standar minimal.. standar minimal dari regulasi kampus mengenai ketebalan halaman,  dapat kalian bayangkan bagaimana perasaan ku, saban malam aku akan terlihat meyedihkan di depan layar monitor, mendelik di depan kata yang kuketik setiap malam hingga larut,  ringkih di telan malam menghasilkan kantung-kantung mata yang gembung lucu di bawah mata oriental ku, menghasilkan halaman pas-pasan dan harus rela menerima kenyataan ini, delapan halaman ku hancur merana di tangan nya....!

Itu baru satu kawan….!
Dosen penguji lain “menyarankan” (itu bahasa nya) tapi artinya kurang lebih keharusan mengubah landasan teori  yang ku ambil…. Inilah yang kedua..!

Masih ada lagi, ini yang ke tiga….! betapa beruntungnya aku menjadi satu-satunya mahasiswa yang disuruh keluar ruangan sidang saat sidang berlangsung…!
Ketika keluar dari ruangan teman-teman yang antre gemetar menunggu giliran di koridor ruangan bertanya terheran-heran.
“Udah siap…?”
Aku menggelengkan kepala tertunduk sembari berjalan cepat melalui mereka….
Aku tampak begitu misterius, memasang wajah keputus asaan…
Mereka penasaran, sebagian yang lain melihatku cemas…!
Suasana hening, seorang perempuan yang tak ku kenal bertanya was-was.
“Kenapa ?”
“ Aku di suruh mencari buku akuntansi…!” Sambil tersenyum lebar “meledek” mereka…!
Aku tertawa… mereka kena tipuan wajah ku….!
Namun itu tidak lucu bagi mereka….
Gurauanku hambar di telan ketegangan ruangan ini…
Seorang teman bertanya heran “kok bisa di suruh nyari buku??”
Namun aku hanya tersenyum simpul melesat cepat ke perpustakaan kampus.

Kau tau kawan kenapa aku bisa di suruh keluar dari ruang sidang ? pasti belum tau karna belum ku ceritakan……
ceritanya, aku mempertahankan argumenku tentang salah-satu topic akuntansi pada tugas akhirku, aku terlihat bandel saat itu, mati-matian kepertahankan karna aku pernah melihat metode itu di pakai pada sebuah artikel, menurut dosen penguji itu bukan metode yang pas jika ku masukkan ke topic tugas akhirku, tapi aku keras kepala, itulah yg membuat dosen penguji berang dan sebuah perintah meletus dari mulut nya

“sekarang kau cari buku akuntansi……!” ia menunjukkan ballpoint kearah ku, nada nya terdengar menyambar penuh kejengkelan…!

Baik buk….! Oiya aku lupa dosen pengujiku ini adalah seorang wanita kawan…., umurnya ku perkirakan sekitar 37 tahun, ia berkacamata, kulitnya sawo matang menuju kuning langsat dan hampir putih (apa kalian bingung dengan identitas warna kulit yang kujelaskan itu? Bingung? Apa kalian bingung kawan? Sudahlah tak usah di pikirkan aku juga bingung..) ia berwajah tegas tanpa kompromi, dari wajahnya ia adalah tipikal orang yang punya pemikiran kritis dan sistematis, wajahnya khas ekonom tersohor  di republic ini, kau tau sri mulyani ? wajah nya hampir seperti itu… aku merasa dibantai oleh srimulyani tulen yang menguasai ilmu ekonomi terlebih akuntansi. Aku keluar,pergi kepustaka membolak-balik buku di pustaka mencari dasar2 yang tadi kupertahankan, yap kutemukan topic itu….!, namun mataku terbelalak, ternyata ia benar… yang sempat kuhebohkan diruang sidang tadi adalah metode yang menyangkut masalah persedian bukan penjualan seperti topic tugas akhirku, walaupun aku tau persediaan dan penjualan berhubungan secara sistemik satu sama lain, tapi biar bagaimanapun topic pada tugas akhirku tidak boleh melebar kemana-mana, aku kembali keruangan sidang bagaikaan pasukan romawi yang kalah perang. Kuberikan buku itu kepadanya..
“ini buk..” sambil menyerahkan buku
“Bagaimana anak muda ?“ ia bertanya menghina!
Aku tak boleh layu oleh gertakan itu, ku aplikasikan pelajaran diplomasi yang diajarkan dosen ku dulu
“Wah… benar buk, saya salah….” Jawabku dengan berakting tegas.. saat ini modalku hanya percaya diri saja….
Ia tersenyum sinis mengerikan, ku lawan dengan tatapan kepercayaan diri yang berusaha ku bangun mati-matian sekena-nya.
Aku berhasil, ia melunak, hati ku menjerit “BRAVO…..!!!”, ia beralih ke topik lain dan aku lega, aku di uji dengan pertanyaan-pertanyaan akuntansi yang sudah sangat ku kenal, kasus dalam pertanyaan nya adalah kerjaan sehari-hari yang ku kerjakan di tempat kerja, beberpa pertanyaan berhasil ku jawab, ia kembali menantang….

“masih mau lagi??”
Aku menjawab “tersarah ibu!!”  namun hatiku menjerit, cukup, cukup, cukup….!

ia merasa tertantang, sebuah pertanyaan muncul lagi, petir menyambar seperempat detik, bom atom meledak, suku Indian menyerang, aku bergeming..! mematung…! memarahi diriku sendiri..”dasar nekat…! Makan tu pertanyaan…! Seandainya hatiku bisa kabur dari tubuhku, mungkin ia akan mengajak otak yang bersembunyi di bawah rambut ikal gondrongku, menjauh melarikan diri sejauh 700 tahun cahaya dan memantauku ketakutan melalui teleskop elektron di luar gugus bimasakti, menatapku merana menyedihkan di bantai sri mulyani ini, aku sedang bruntung, pertaanyaan itu dengan terbata-bata ku jawab namun benar.

Oke, cukup…! kamu bisa keluar sekarang…! Ia menyandarkan punggung nya ke kursi kebesaran nya dan melemparkan ballpoint ke meja yang penuh makanan lezat, aku melihat buah jeruk di meja dengan tatapan kosong. Yang tadi itu,  itulah pertanyaan terakhir, dan Alhamdulillah aku berhasil lolos ….! Hatiku lega….
Lalu kawan, apa menurutmu nekat itu penting ?
Sekian dulu, aku lagi edit delapan halaman yang di coret sri mulyani itu…
Salam keren buat kalian….!



salah satu kejadian di tahun ini 2011

0 komentar: