Sepekan terakhir ini, telinga dan mata saya bising mendengar kata-kata “Peka”. Ya! Peka! Entah apa arti sebenarnya kata Peka itu tetapi say...

Menemukan Ide Menulis Dengan Mengasah Kepekaan

Sepekan terakhir ini, telinga dan mata saya bising mendengar kata-kata “Peka”. Ya! Peka! Entah apa arti sebenarnya kata Peka itu tetapi saya paham maksudnya. Konteks kepekaan dalam cerita kali ini adalah kepeka-an menemukan ide menulis. (topik ini pencitraan saja supaya saya terkesan hobi nulis gitu...*hehehe kidding bro)

Diacara Kompasianival 2016 kemarin saya senang mendengar sesi talkshow “Berbagi Prestasi”. Salahsatu yang menarik perhatian saya adalah saat sesinya mas Wregas Bhanuteja sutradara film Prenjak berambut gondrong keren yang mendapat penghargaan film pendek terbaik di Festifal Film Cannes 2016 di Prancis. Keren deh pokoknya...

Sambil mengerutkan dahi, saya mencoba mengingat-ngingat. Namun saya agak lupa-lupa, tetapi kalau tidak salah ada yang bertanya. “mas Wregas darimana dapat inspirasinya?” Nah! Disanalah kata “Peka” mulai bertaburan.

Dengan redaksional yg tidak original, kira-kira mas Wregas bilang begini:

“... Sebenarnya inspirasi itu ada di sekitar kita. Ada banyak banget malah. Tinggal kita petik saja. Tapi itu tergantung bagaimana ke-PEKA-an kita bisa merasakan nya apa tidak. Kalau mau, sebenarnya dari seorang pengantar air minum juga bisa di gali ide cerita yang menarik. Pastilah ada sisi yang menarik dari hidupnya yang bagus untuk diceritakan...(ingat ini redaksional sekenanya)...”  

IDE MENULIS BLOG

Benar juga kata mas Wregas! Rupanya peka itu penting dalam seni (yaaaa, menulis itu seni juga kan ya?).  Saya punya sahabat, namanya Faisal. Dia seorang seniman rupa yang menurut saya dia peka banget dengan kejadian sehari-hari.

Maksudnya kebanyakan karya Faisal (terutama karikatur) memang diangkat dari masalah sehari-hari. Seperti contoh karikatur dibawah ini yang merupakan karya beliau.

sumber : IG +faisal benjamin 

Sebagai laki-laki yang telah melewati umur 18 tahun, cerita tentang masalah krusial diatas gampang sekali saya dan teman-teman lelaki “jomblo” lain temui dalam percakapan bergenre serius maupun santai.

Karena Faisal peka, maka  itulah yang diangkat menjadi karyanya. Faisal masih punya karya yang lain. Mungkin teman-teman masih ingat tentang bencana kabut asap beberapa waktu yang lalu, Faisal sempat membuat karya yang lucu, kreatif, sekaligus tragis yang tentu saja muncul dari kepekaan rasanya melihat sesuatu.




Sumber Gambar Instagram +faisal benjamin 
Nah, itu dia kawan sekelumit tentang cerita  tentang ke-PEKA-an menangkap moment untuk menemukan ide. Memang tidak gampang sih kalau belum terbiasa, namun kita bisa latihan-latihan dulu. Tetapi omong-omong, seniman-seniman diatas memang oke ya. Nah saya ini yang bagai mana, kok gak peka juga sudah di kode in. Eh?! 

*Jakarta di bulan Oktober*

0 komentar: