Hujan baru saja reda, udara masih dingin dan lembab. Disana sini masih menyisahkan beberpa titik genangan air yang sesekali di injak oleh lalu lalang pengunjung yang malah makin ramai. Yah, Kota Tua sedang ramai sekali di akhir pekan seperti ini. Aku bersama rekan ku Raditya Umam sedang mencari bahan liputan disini.
Kami ingin mewawancarai salah seorang yang ada disini, dan meliput kegiatan apa yang ia lakukan. Di tengah keasyikan kami menyusuri Kota Tua, kami menemukan seorang pelukis yang sedang menuggu pelanggan untuk dilukis. Pak Hadi namanya.
Pak Hadi begitu ramah menerima kami untuk bertanya-tanya seputar dunia yang ia jalani. Pak Hadi, adalah salah seorang seniman sketsa yang sehari-hari menjajakan jasanya di Kota Tua, Jakarta. Guratan-guratan keriput di dahi menjadi bukti bahwa pak hadi telah mencicipi banyak asam garam kehidupan di dunia ini.
"Panggilan jiwa." Itu jawabannya saat kami tanyakan kenapa memilih menjadi pelukis.
Tulisan ini adalah bagian dari kegiatan workshop Menulis yang diselenggarakan FLP Jakarta bekerjasama dengan Travel Writer tersohor Teguh Sudarisman
Kami ingin mewawancarai salah seorang yang ada disini, dan meliput kegiatan apa yang ia lakukan. Di tengah keasyikan kami menyusuri Kota Tua, kami menemukan seorang pelukis yang sedang menuggu pelanggan untuk dilukis. Pak Hadi namanya.
Pak Hadi - Salah seorang pelukis sketsa di Kota Tua Jakarta Kota (Foto By : Praditya Humam) |
"Panggilan jiwa." Itu jawabannya saat kami tanyakan kenapa memilih menjadi pelukis.
Sementara Humam sibuk dengan tugas nya memotret, Aku yang sok gaya wartawan pun mulai bertanya darimana Pak Hadi awalnya belajar melukis. Diapun bercerita panjang lebar. Menurut pengakuan nya, pak Hadi pernah mengenyam pendidikan di fakultas seni rupa ITB. Tentu Aku tidak ingin mencari tahu kebenaran dari kata-katany itu. Aku lebih tertarik dengan gambar-gambar wajah tersenyum yang digores di kertas (kain kanvas?) yang berserakan didepan ku.
Beberapa karya yang ia pajang sudah bisa menunjukkan kemampuan sketsa yang dimilikinya.
Beberapa karya yang ia pajang sudah bisa menunjukkan kemampuan sketsa yang dimilikinya.
pak Hadi memulai usahanya sekitar empat puluh tahun yang lalu, Sambil tersenyum geli, beliau mengaku telah melihat berbagai macam karakter pembeli jasanya. Kata pak Hadi mayoritas pelanggan nya adalah kaum muda mudi yang sedang memadu asmara di Kota Tua pada malam minggu.
“Biasanya sih minta di bikinin gambar mereka berdua, sambil di buatin tanggal jadiannya.” kata pak hadi sembari tertawa.
Tentang harga, pak Hadi mematok tarif Rp. 60.000,- untuk setiap jasa sketsanya. Namun Pak Hadi bukan satu-satunya seniman di sini, ada banyak sekali seniman rupa disini, mulai dari pelukis siluet, tato, bahkan peramal garis tangan juga ada.
Kota tua akan mulai ramai dikunjungi orang-orang setiap akhir pekan, tidak jauh dari lokasi ini juga ada Museum Fatahilah, Museum Bank Indonesia, dan Museum Bank Mandiri. Kota Tua merupakan salah satu spot wisata di Jakarta yang menawarkan kemenawanan arsitektur dan pesona sejarah masa lampau. Aksesnypun gampang karena Kota tua bisa di tempuh menggunakan Busway maupun kereta commuterline.
Kota tua akan mulai ramai dikunjungi orang-orang setiap akhir pekan, tidak jauh dari lokasi ini juga ada Museum Fatahilah, Museum Bank Indonesia, dan Museum Bank Mandiri. Kota Tua merupakan salah satu spot wisata di Jakarta yang menawarkan kemenawanan arsitektur dan pesona sejarah masa lampau. Aksesnypun gampang karena Kota tua bisa di tempuh menggunakan Busway maupun kereta commuterline.
Meliput Pak Hadi ( Foto By : Praditya Humam) |
Baca Juga : Bukit-bukit Indah di Aceh Besar
Tulisan ini adalah bagian dari kegiatan workshop Menulis yang diselenggarakan FLP Jakarta bekerjasama dengan Travel Writer tersohor Teguh Sudarisman
Foto Bareng Mas Teguh dan temen-temen peserta workshop |
Ini lokasinya di trotoar jalan paving block yang menuju Museum Fatahillah ya? Keep writing Mas! :)
ReplyDeletespesifiknya saya kurang tau mas, Jarang maen kemari tapi menuju Museum Fatahilllah iya, masih sederetan sama pelukis siluet nya mbak Sondang Susan. Dan terimakasih atas mampiran nya ya Mas Teguh.
DeleteKalo hari biasa adanya dimana si mas.
ReplyDeleteKalo hari biasa, adanya dimana si mas
ReplyDelete