Ramadhan tahun lalu aku mendengar narasumber inspirasi ramadhan di ITB yang ngomongin soal buku yang katanya keren banget. kata nya buku itu ngomongin soal persahabatan dan pentingnya menjaga mimpi-mimpi. Setelah riset di gugel rupanya itu adalah buku lama yang memang udah best seller. Rasa penasaran ku makin menjadi-jadi saat kata wikipedia buku itu udah di angkat menjadi sebuah film.
Suatu hari aku jalan-jalan sama temen ke mall Paris Van Java Bandung. kalo uda masuk mall, secara misterius Gramedia atau spesies-spesies sejenisnya selalu menarik jiwa raga ku ke tempat mereka. rasanya itu kalo nampak toko buku bawaan nya masuuk ajah. Ada uang gak ada uang sama aja, tetep masuk. Sulit sekali menolak tarikan gravitasi dari toko-toko buku itu. Akhirnya, seperti yang sudah kalian duga, walopun ngak banyak bawa uang tetep aja aku masuk. Pada tahap ini, toko buku bisa di bilang sukses. – sebel eike !
salah satu sudut mall Paris Van Java Bandung sumber: tripadvisor.com |
Maka kelilinglah aku didalam nya. seperti biasa aneka buku-buku menggoda. kalo masuk toko buku biasanya tangkringanku itu dirak :
(1) komputer, (2) manajemen, (3) bisnis, (4) pengembangan diri, seseklai (5) marketing dan (6) novel. Aku jarang banget lupa untuk ngak masuk di bagian (7) buku promo yang murah-murah. Entah kenapa katagori rak diatas itu selalu aja menarik untuk di kunjungi. Aku juga seneng mengunjungi salah satu spot yang khas di Gramedia yaitu tempat paling depan dekat pintu masuk yang di kasih label “buku populer/laris” dan “buku baru” yang memang kadang-kadang harga nya agak mentereng dikit.
**
Saat ngeliat Gramedia, aku katakan pada teman-teman ku kalo aku mau masuk kesini bentar. Nanti kalau mereka udah selesai dengan hajat mereka, mereka tunggu aja di luar. karena aku tau mereka gak bakalan betah ngikutin aku mondar mandir di toko buku ini.
Walopun aku sadar sebenernya aku datang kemari bukan untuk beli buku dan ngak nyediain budget sepeserpun untuk beli buku dalam kunjungan kali ini. ini berarti sudah pasti aku akan tersiksa batin kalo tetap masuk toko buku karena harus menerima kenyataan akan keluar dengan tangan kosong.
Jin jahat datang :
“alaaaaah, liat-liat aja dulu….. sapa tau adah buku bagus, kan bisa di belik besok-besok kalo balik lagi.”
Malaikat baik entah sedang kemana. jadi ya sudah.. Window shopping…!
**kemudian aku muter-muter gak karuan dan membaca banyak sinopsis buku-buku yang membuat nafsu mau beli seribu buku disini menyala-nyala. pada akhirnya tetep gak bisa beli buku. aku memutuskan keluar**
Saat mau keluar, aku ngeliat di katagori buku laris, buku warna hitam yang memanggil-manggil ku. aku memalingkan muka menatap dia. siapa engkau? tanyaku dalam hati. aku menghampirinya kupandangi ia dekat-dekat, kusentuh ia, ku angakat ia dari rak nya.
“Buku hitam, aku merasa sepertinya aku pernah mendengar kemasyuran nama mu?.” tanyaku kepada buku hitam.
“Benar bang, aku lah yang kau dengar itu, bawalah aku pulang bersama mu. bawa aku ke kasir dan pinanglah aku.” bujuk buku hitam pada ku.
kemudian aku baca sinopsis di sampul belakangnya. sejurus kemudian aku langsung merasa jatuh cinta padanya. Cintaku tiba-tiba saja tumbuh.
“Tidak usah banyak pikiran bang, ayo bawa aku ke kasir. aku telah bosan menunggu mu di rak toko buku ini.” kata buku hitam menggoda.
cinta ku makin tumbuh dan meluap-luap. buku hitam mendeteksi rasa cinta ku padanya. kamipun saling berkenlan dan jatuh cinta. Aku berjanji pada buku hitam bahwa ia akan segera ku pinang. Buku hitam senang bukan main.
tiba-tiba !
*gregkh… grekh…grekh….2x. Dompet dikantung celana ku bergetar*
*gregkh… grekh…grekh….2x. Dompet dikantung celana ku bergetar*
aku ingat, sebelum masuk kemari aku sudah men-silent-kan dompet ku supaya aku tidak terganggau saat keliling-keliling gramedia.
“hmm? ada apa sih, si dompet pake getar segala?” tanyaku dalam hati. Kuambillah ia dari dalam kantung. rupanya ada sebuah email masuk ke dompet. sebuah reminder rupanya.
“alert ! dompet kosong bro !, cepat kau pergi dari sini” kata dompet mengusir dan tak merestui cinta ku pada buku hitam.
kubalas emai nya : “kan ada ATM, Pet.”
Dompet : “Muke gile, lu kira disini ada mesin ATM?” hardik dompet yang udah mulai pake lu gue segala.
aku : “kartu ATM kita kan ada fasilitas debit nya?”
Dompet : “eh, tong.. aku gak bisa bayangin ya kalo manajement anggran finansial yang udah ku susun kau hancur leburkan seenak nafsu mu!!!” balas dompet yang udak naik darah dan mendadak jadi mirip sama pakar financial planing sekaliber Safir Senduk. dompet sepertinya sudah sangat idealis sekarang, tiba-tiba ia menerapkan fungsi controlling yang sangat ketat dan azas konsistensi dalam perencanaan keuangan tinggi sekali.
kututup segera dompet, agar tambatan hati ku, si buku hitam tak ikut membaca email pilu dari sang the best of the best, number one financial planning in the world, itu.
aku tidak punya pilihan selain harus menuruti maklumat dompet yang memang ada benarnya. Aku tersadar terhadap kenyataan hidup ini, aku menitikkan air mata. aku akan mengalami putus cinta dengan buku hitam, hatiku diliputi sembilu musim kering yang amat gersang. cinta ku merana, kandas di tengah toko buku.
Dengan semua gemuruh di jiwa, ku letakkan buku hitam di rak nya kembali. Buku hitam heran. “ada apa bang? kenapa kau letakkan aku kembali?” tanya buku hitam cemas.
aku tak menjawab, dan segera pergi meninggalkan buku hitam beserta cintanya yang melepuh di rak “buku laris”. Buku hitam tidak tau apa yang sedang terjadi pada ku. mengapa aku tiba-tiba pergi meninggalkan nya bersama cinta yang telah di janjikan? mengapa aku meninggalakn nya begitu saja tampa memberinya penjelasan. mengapa? ada apa? Buku hitam heran dan dirundung pilu karena di tinggalkan sang kumbang.
Buku hitam menangis. tak sudi ia aku tinggalkan sendiri. ia menuntut janji manis ku yang barusan ku ikrar-kan di dedepan nya, buku hitam berteriak-teriak pilu memanggil nama ku memohon penjelasa yang detail. aku tetap melangkah keluar, aku tak mau menoleh, ku punggungi ia sembari keluar dari gramedia yang telah menggoda ku. aku memaki diriku sendiri dan menyesal masuk kemari.
sambil menahan tangis aku terus menuju eskalator dan keluar dari PVJ, namun lengkingan teriakan buku hitam memanggil-manggil nama ku masih terdengar hingga ke pinggir jalan. tempat teman-teman ku yang sedang minum kopi karena tidak tahan menunggu ku begitu lama di gramedia.
“abaaaaaaaaaaaan” sebuah teriakan panjang terdengar lalu tak terdenagar lagi. mendengar terikan itu. burung-burung merpati di atap mall PVJ berterbangan ketakutan…
***
setahun berlalu, kini anak-anak itik telah besar, anak kucing juga telah menginjak masa remaja. pepohonan toge telah di tebangi petani toge. aku mulai menua.
suatu hari aku berangkat ke jakarta dan singgah di sebuah mall dekat universitas trisakti. Sialnya disana juga ada gramedia. tak perlu kalian tebak, aku memang tergoda untuk masuk lagi. Tiba-tiba aku teringat dengan satu buku tentang kreatifitas yang kemarin-kemarin sempat ku lihat di BIP Bandung.
“Ah, beli buku itu aja deh, siapa tau di grmedia sini juga ada.” kataku mencari alasan. akhirnya aku masuk ke Gramedia. Masih di tempat yang sama di dekat pintu di katagori buku laris kulihat si buku hitam. cinta lama ku.
Aku terkejut dan segera berlari menghampirinya. betapa kangen nya aku sama dia, kutanyakan kepadanya apa kabar dan bagaimana keadaan Buku hitam sekarang.
buku hitam menatap ku sinis.
“mau apa lagi kau datang kemari, aku sudah muak melihat mu. enyahlah kau dari hadapan ku lelaki gondrong !” Hardik Buku hitam pada ku seperti di sinetron-sinetron.
“tapi….,” aku menyela.
“kau pikir enak menunggu bertahun-tahun disini?” hardik buku hitam judes sekali.
“mau apa lagi kau kemari?” tanya buku hitam jutek.
“um… buku hitam, aku begitu mengagumi kemasyuran nama mu, aku tak menyangka kau masih disini. apa kau masih menunggu ku?” Tanya ku lembut dan hati-hati agar dia tidak tersinggung.
kulihat buku hitam sedikit melirik wajah ku.
“pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban” pekik dia kejam.
rupanya dia sangat benci pada ku semenjak kejadian tempo hari saat buku hitam kutinggalkan begitu saja di PVJ. aku tak sanggup lagi melihat tingkah buku hitam pada ku. ku katakan ini pada buku hitam.
“aku kemari untuk membeli buku kreat…..,” Belum selesai aku bicara buku hitam sudah marah lagi.
“oooh, jadi gitu. kau mau beli buku lain. sialan kau…! ya sudah, tunggu apa lagi? pergi sana… kau beli saja buku kreat.. itu. tentu dia lebih masyur dari aku.” jawab buku hitam cemburu.
Aku menatapnya dalam. Buku hitam terus-terusan merepet dan aku mulai tersenyum padanya. Tiba-tiba pipi buku hitam menjadi merah merona. aku tahu dia pasti masih cinta pada ku.
“heh, kriting kenapa kau tersenyum?” tanya buku hitam.
“buku hitam, aku tidak akan membeli buku kreativitas. aku akan membawa mu mulang hari ini.” kata ku dengan teknik menggoda nomor 15 yang ku baca di buku panduan membeli buku.
seperti yang kuduga, buku hitam masih menyisahkan 381 lembar cintanya pada ku. Buku hitam pun tersipu malu, dan cintanya berhasil kudapatkan lagi, kamipun berpelukan dan hidup bahagia selamanya.
#NgasahKreatipitas
0 komentar: