Beberapa hari kemarin (31 mei) adalah peringatan hari tembakau sedunia. Peringatan ini merupakan salah satu dari sekian banyak hari peringa...

Merokok dengan tanggung jawab

Beberapa hari kemarin (31 mei) adalah peringatan hari tembakau sedunia. Peringatan ini merupakan salah satu dari sekian banyak hari peringatan yang ada hubungan nya dengan upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Bicara soal tembakau, rokok lah yang terasosiasikan. Di tanggal 31 mei kemarin, ada dialog yang menarik kemarin yang saya dengarkan di  radio Elshinta tentang rokok ini. Sepanjang dialog disana, narasumber menekankan tentang perlunya kesadaran perokok bahwa asap rokok itu benar-benar berbahaya bagi perokok pasif (orang yang bukan perokok, tetapi menghirup asap rokok orang lain). 
 
Para perokok biasanya meyakini bahwa asap rokok tidak mengandung bahaya apa-apa. Atau, ada juga yang tau bahayanya semisal dapat menyebabkan kangker ini dan itu tapi tetap tidak bisa menghentikan kebiasaan merokok. Lihatlah satu contoh dibawah ini, ini adalah status facebook keluhan teman saya yang perokok yang mulai merasakan akibat menyakitkan dari merokok namun sepertinya tak bisa berbuat apa-apa karena telah terlanjur terjerat rokok.

Nah, kembali ke talkshow tadi. Narasumber disana menyarankan agar perokok dapat melihat sendiri sebuah kenyataan bahwa asap rokok itu tidak netral, alias ada zat yang tersembunyi yang senantiasa di serap oleh paru-paru perokok.

Sebuah trik sederhana !
Hisaplah rokok dan kumpulkan asap di dalam mulut hingga beberapa saat lamanya, kemudian hembuskan asap itu pada sebuah tisu. Menurut si narasumber di tisu bakalan kelihatan zat-zat berwarna kuning. Itulah yang senantiasa masuk ke tubuh baik perokok aktif maupun perokok pasif.
Kemudian aku merasa agak ngeri saat narasumber menerangkan fungsi paru-paru. Job desk dari paru-paru adalah menyerap kandungan oksegen dari udara yang kita hirup. Tentu saja udara telah melewati serangkaian mekanisme sistem pernafasan yang suhunya sudah di hangatkan lah atau partikel-partikel debu telah disaring lah dan sebagainya. Namun zat (kuning) yang sebelumnya terlihat di tisu pada percobaan di atas tidak tersaring oleh sistem pernafasan kita.

Menginggat bahaya ini lebih berbahaya jika di hirup oleh orang yang bukan perokok, kalau toh sang perokok tidak bisa (sulit) untuk berhenti merokok, alangkah bijaksana sekali jika dia merokok di tempat yang tidak membahayakan orang lain (yang bukan perokok).

Tentu sangat kasihan sekali jika anak,istri,teman-teman, nenek kita dan siapapun yang tidak merokok yang ada disekitar kita  malah jadi korban dari perbuatan kita. Itulah sebabnya walaupun kita tidak bisa berhenti merokok setidaknya kita perlu menjadi perokok yang bertanggung jawab

0 komentar: