Pagi ini, embun mengepul di langit Bandung, matahari nya suram, angin
hilir mudik membawa partikel sejuk. Burung-burung kenari milik tetangga
di seberang sana riang sekali berkicau. Sesekali alunan musik etnik
Sunda terdengar timbul tenggelam dari salah satu rumah warga di pojok
gang nun jauh disana yang tak ku ketahui asal rimbanya. Suasana nya
adem, indah, dan khas sekali.
Aku tinggal di lantai dua
sebuah kos-kosan tidak jauh dari gedung sate di kota Bandung. Ubin-ubin
lantai kos-kosan ini juga berhawa dingin. kaki ku beku. Jangan kau
tanyakan lagi soal air, mereka lebih garang lagi kadar dingin nya.
Tiba-tiba
aku merindukan sepeda ku, sepeda sederhana yang tidak terlalu mahal di
bandingkan teman sekalasnya namun ku beli dengan susah payah dan
perjuangan yang tidak sepele. Ia bernama POLYGON Monarch. Sebuah sepeda berwarna hitam abu-abu yang setia memikul badan ku dalam suka dan duka.
Dengan
nya aku mengarungi banyak tempat di kota Banda aceh, menyusuri
lorong-lorong Gampong, menyusuri pantai, mendaki gunung dan tentu saja
ke kampus dan ke kantor. Saat itu aku bukan hanya bike to work, bukan juga bike to campus, tapi bike to anywhere.
Ada
hal menguntungkan yang amat ajaib ketika semua orang berkendaraan
sepeda motor tetapi Cuma aku yang bersepeda. Salah satunya adalah kita
akan mudah di kenal. Contohnya adalah kisah ini : dulu Kenalan baru ku
di kampus yang sekarang sudah jadi teman akrab pernah bercerita.
Katanya, dulu aku pernah jadi bahan pembicaraan di setumpuk kerumunan
masyarakat kampus. Alhamdulillah pembicaraan positif. . :D (ngelus dada
sambil senyum bagia) lalu si teman baru ini penasaran sama aku, “yang
mana sih, orang yang namanya zahri si melekete itu?”. Tanya dia kepada
teman nya.
“ituloh yang naik sepeda kalo ke kampus”. Jawab teman yang lainnya.
Menurut penerawangan supra natural
ku, setelah mendapat jawaban itu, pasti si teman baru ku itu
mengeluarkan “o” panjang sekali “oooooooooooooooooooooooooooooooooo...!
diiia......”
Nah dulu, di kampus ku di LP3i Banda aceh
sana, sejauh mata ku memandang, mahasiswa kelas sore yang berangkat ke
kampus pake sepeda ya cuma aku doang. Ada juga sih satu orang temen ku
dari komunitas bike to campus, tapi doi kuliah pagi. Dan seorang dosen
IT. Jadi para pengayuh-pengayuh ini rasio ke famous-an nya menduduki jajaran teratas. Tapi masih kala sama mahasiswa ber IP 4.00 dan variable-variable lain nya :D
Sepeda seolah menjadi personal branding bagi ku, dan aku senang terhadap hal itu. Sebuah kebanggaan tersendiri jika saat berhenti di trafic light semua
mahluk bermotor ngeliatin aku dengan penuh kekaguman. terlebih kalo aku
pake masker anti polusi dan helm keren. wuiiiiiiiiiiiiih............
Sekitar
tahun 2009,sepeda belum begitu ngetrend di Banda aceh. Aku baru saja di
terima bekerja di salah satu perusahan distributor Unilever yang
kebetulan baru buka, hari pertama bekerja adalah saat semua berkumpul di
parkiran. Teman-teman di sana tunggangan nya adalah sepeda motor.
mereka tercengang melihat aku menggunakan baju kemeja rapi tapi kok naik
sepeda ? sebagian ada yang memasang muka meremehkan. Tetapi aku
terbiasa dengan ekspresi muka-muka seperti ini, sama sekali ngak ngefek.
Elemen-element kepercayaan diri ku saat itu sama sekali tidak berkurang
sedikitpun. Sedikitpun tidak.! Aku sangat berbangga saat itu. Semangat
ku kala itu super sekali..!
kemudian aktifitas bersepeda ku pun bertambah, bike to beach, bike to campus, bike to work, bike to bla.. bla.. bla..
Aku senaaaaaaaaaaang sekali.
kemudian
bulan ramadhan pun datang, tantangan yang munculpun lalu bertambah,
jarak dari kosan ku ke kantor adalah dari kampung laksana-->pagar air
(lewat kantor harian serambi hampir menuju Lambaro Aceh besar) di luar
ramadhan kalo sampai di kantor di pagi hari, aku bisa nya langsung
nuangin aer dari dispenser ke gelas bergambar gufi milik ku, namun kalo
ramadhan datang, gelas gufi ku itu ngabil cuti hamil selama sebulan
hehehehe .....
hari
pertama puasa, sampe di kantor hausnya minta ampun, tenggorokan ku
kering kerontang dan mengeluarkan fatamorgana ! hauuuuuuuuuuus sekali
tapi aku tidak berputus asa. Setiap harinya aku mempelajari
teknik-teknik baru bersepeda saat puasa yang ku ambil dari
pengalaman-pengalaman sebelumnya. mulai dari teknik elang, kibasan ekor
kuda dan lompatan tupai :D
Yang paling enak adalah ketika
jam pulang, kalo ramadhan, gak ada lembur-lemburan. Jam pulang bisa
lebih cepat, apalgi di suguhi aneka kuliner yang ada di sepanjang jalan.
suasana sore pun asik nya subhanallah sekali. wuih, aku seneng banget
nikmatin suana menjelang berbuka begitu...
Karena biasanya
jam pulang ku gak jauh-jauh dari menjelang berbuka. Aku punya sensasi
buka puasa tersendiri saat ramadhan tiba. Yaitu buka puasa di atas
sepeda. Kebetulan aku uda jago mengendarai sepeda denga lepas tangan.
Jadi sambil sepeda berjalan aku juga bisa minum es tebu di atas nya,
sambil makan bakwan, risol dan menu favorit ku agar-agar di atas sepeda,
jumpa mesjid tinggal sholat deh berjama’ah bersama-sama.
itulah yang sedang aku kenang pagi tadi di lantai dua kos-kosan ku...........
Pagi ini, embun mengepul di langit Bandung, matahari nya suram, angin hilir mudik membawa partikel sejuk. Burung-burung kenari milik tetang...
About author: .
Cress arugula peanut tigernut wattle seed kombu parsnip. Lotus root mung bean arugula tigernut horseradish endive yarrow gourd. Radicchio cress avocado garlic quandong collard greens.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: