Menjadi anak kos di kota besar itu harus punya gaya hidup portable.
Di mulai tas ransel yang multi fungsi, gadget yang gampang di jinjing
kemana mana, peci yang mudah lipat, dan kasur pompa yang bisa kembung
kempis yang juga gampang dibawa kemana-mana. Teman, engkau tidak boleh
melupakan satu bentuk keportable-an yang wajib satu lagi, yaitu; gaya
rambut ikal yang gampang di tata haha....
Yah, itulah sekilas gaya hidup anak kos yang sangat modern di zaman digital ini. “We make everything portable !” jargon ini terbaca sangat kota sekali-kan ? makanya kami sangat senang dengan gaya hidup portable. Sebagai anak kos, Kalo kami lagi tamasya ke minimarket, kami melihat dengan seksama dalam tempo yang selama-lama nya aneka produk makanan lezat yang amat menggoda di rak-rak mini market. semua benda disana itu kesan nya instan sekali, mulai indomie, sarimie, mie sedap, pop mie semua nya instan sekali !
Aku yang jago membuat rendang, soto, kari ayam yang tentu saja semuanya dalam bentuk mie instant sangat membutuhkan alat yang cocok untuk menjalankan aktivitas sebagai mana lazimnya anak kos yaitu; nyeduh di saat sekarat dan kepepet.
Bersama teman se kosan ku agus yang kemarin ku ceritakan sebagai karakter yang menyukai jaket kulit, aku berembuk dan bermusyawarah dan berencana membeli alat canggih untuk hidup dan kehidupan. Syaratnya Cuma satu, benda itu harus portable !
Hari minggu akhirnya tiba, pasar dadakan di Lapangan Gasibu depan Gedung Sate tumpah ruah sejadi-jadinya. Agus bertekad sekuat tenaga menyempatkan diri untuk belanja alat-alat inovativ agar kehidupan berkos kami makmur tenteram dan sejahtera membahana ulala selamanya.
Satu jam tidak cukup untuk menemukan sang alat, dua jam juga belum cukup, dua jam tiga menit waktu yang di butuhkan untuk mengubek-ubek pasar dan menemukan satu benda keramat nan ajaib seantero dunia. Oh, tapi dia tidak hanya menemukan satu benda. Agus memborong dua benda dan memboyongnya ke kosan.
sesampainya di kos, ia memperkenalkan kepada ku satu persatu nama alat dan mentraining standar pengoperasian yang paling benar yang harus aku patuhi kalau aku memakai nya. Pertama ia memperkenalkan sebuah alat canggih yaitu sebuah mesin jahit portable yang bentuk nya mirip dengan hekter.
“kau lihat ini boy, kita butuh alat ini. Kalau suatu saat celana dan baju kita sobek, kita tinggal pake ini aja” kata agus sambil membuka kotak mesin jahit portable yang baru ia beli itu dan menunjukkan nya padaku.
Aku tercengan, luar biasa sekali alat ini, desain nya elegan, struktur kerangka terbuat dari stainles steel yang mengkilap di lapisi dengan casing yang berwarna putih dengan bonus dua gulung benang berwarna kuning dan hitam. Luar biasa, luar biasa sekali, aku kagum dan ngefans sama mesin jahit ini.
Belum lama ku pegang alat ini, agus langsung merebut nya. Barangkali ia takut kalo tiba-tiba alat ini jadi rusak di tangan ku yang belum ngerti dan membaca maklumat pengoperasian nya . Ia tak sabar menunjukkan pada ku sebuah demo cara pemakaian alat ini yang baik dan sesuai standar manual book yang di sematkan di dalam kotak mesin jahit itu. lalu Ia membentangkan kertas manual book yang mirip kertas komposisi , indikasi dan aturan pakai obat batuk sirup.
“kau perhatikan baik-baik ini boy, ini alat untuk memasukkan benang” katanya sambil menunjukkan alat kecil berwarna perak mengkilat yang merupakan produk tambahan di dalam kotaknya.
aku menganguk takzim seolah sudah paham.
“terus kau masukkan benang nya kemari, lalu kemari, terus ini di tarik keluar.....” sambil menerangkan alur perjalanan benang di mesin jahit cangih.
“kau megang nya begini, pastikan benangnya berjalan lancar”.
Aku patuh dan siap mengikuti arahan yang ia berikan.
“mana kain, mana kain boy?. Biar langsung kita coba...” sergahnya tak sabar menunjukkan kebolehan alat canggih itu segera kepada ku.
Aku menyodorkan kain gorden....
agus menekan nekan alat itu
“klik klak klik klak”
Aku melihatnya heran, ku tanyakan ke agus “kok jahitan nya gak ada boy.......?”
Dahinya mengkerut, mukanya agak heran, ia mencoba lagi dan mengingat-ngingat atraksi penjual mesin jahit di pasar yang tadi kelihatan nya lancar-lancar aja waktu di pasar....
hasilnya tetap sama, process failed !
“kok gini?” katanya bingung dan tersinggung dengan perlakuan mesin jahit canggih barunya itu.
Aku yang penasaran memberanikan diri untuk turun tangan, puluhan menit kami mengotak-ngatik benda itu dengan berbagai macam variable cara dan terkaan-terkaan teori pribadi yang sangat asal. Pada akhirnya....
“grugk...!”
Jarumnya macet di dalam mesin, kami berusaha menarik-nariknya ...
Grek...
Grakz...
lalu,....
CPLUG....
??? ???? ????!!
Kami menjerit.........
“hwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
Casing mesin jahit yang canggih itu copot...
Pupus sudah harapan kami untuk memiliki mesin jahit. ironisnya mesin itu di nyatakan rusak hanya beberapa jam dari waktu pembelian nya.
Kalau kalian pernah melihat film masa kecil yang amat sedih berjudul ratapan anak tiri. Maka tulisan yang tidak inspiratif ini cocok di beri judul ratapan anak kos.
Tapi, aku tak sudi memakai judul itu, sangat menyedihkan walaupun sebenarnya memang iya.
Yah, itulah sekilas gaya hidup anak kos yang sangat modern di zaman digital ini. “We make everything portable !” jargon ini terbaca sangat kota sekali-kan ? makanya kami sangat senang dengan gaya hidup portable. Sebagai anak kos, Kalo kami lagi tamasya ke minimarket, kami melihat dengan seksama dalam tempo yang selama-lama nya aneka produk makanan lezat yang amat menggoda di rak-rak mini market. semua benda disana itu kesan nya instan sekali, mulai indomie, sarimie, mie sedap, pop mie semua nya instan sekali !
Aku yang jago membuat rendang, soto, kari ayam yang tentu saja semuanya dalam bentuk mie instant sangat membutuhkan alat yang cocok untuk menjalankan aktivitas sebagai mana lazimnya anak kos yaitu; nyeduh di saat sekarat dan kepepet.
Bersama teman se kosan ku agus yang kemarin ku ceritakan sebagai karakter yang menyukai jaket kulit, aku berembuk dan bermusyawarah dan berencana membeli alat canggih untuk hidup dan kehidupan. Syaratnya Cuma satu, benda itu harus portable !
Hari minggu akhirnya tiba, pasar dadakan di Lapangan Gasibu depan Gedung Sate tumpah ruah sejadi-jadinya. Agus bertekad sekuat tenaga menyempatkan diri untuk belanja alat-alat inovativ agar kehidupan berkos kami makmur tenteram dan sejahtera membahana ulala selamanya.
Satu jam tidak cukup untuk menemukan sang alat, dua jam juga belum cukup, dua jam tiga menit waktu yang di butuhkan untuk mengubek-ubek pasar dan menemukan satu benda keramat nan ajaib seantero dunia. Oh, tapi dia tidak hanya menemukan satu benda. Agus memborong dua benda dan memboyongnya ke kosan.
sesampainya di kos, ia memperkenalkan kepada ku satu persatu nama alat dan mentraining standar pengoperasian yang paling benar yang harus aku patuhi kalau aku memakai nya. Pertama ia memperkenalkan sebuah alat canggih yaitu sebuah mesin jahit portable yang bentuk nya mirip dengan hekter.
“kau lihat ini boy, kita butuh alat ini. Kalau suatu saat celana dan baju kita sobek, kita tinggal pake ini aja” kata agus sambil membuka kotak mesin jahit portable yang baru ia beli itu dan menunjukkan nya padaku.
Aku tercengan, luar biasa sekali alat ini, desain nya elegan, struktur kerangka terbuat dari stainles steel yang mengkilap di lapisi dengan casing yang berwarna putih dengan bonus dua gulung benang berwarna kuning dan hitam. Luar biasa, luar biasa sekali, aku kagum dan ngefans sama mesin jahit ini.
Belum lama ku pegang alat ini, agus langsung merebut nya. Barangkali ia takut kalo tiba-tiba alat ini jadi rusak di tangan ku yang belum ngerti dan membaca maklumat pengoperasian nya . Ia tak sabar menunjukkan pada ku sebuah demo cara pemakaian alat ini yang baik dan sesuai standar manual book yang di sematkan di dalam kotak mesin jahit itu. lalu Ia membentangkan kertas manual book yang mirip kertas komposisi , indikasi dan aturan pakai obat batuk sirup.
“kau perhatikan baik-baik ini boy, ini alat untuk memasukkan benang” katanya sambil menunjukkan alat kecil berwarna perak mengkilat yang merupakan produk tambahan di dalam kotaknya.
aku menganguk takzim seolah sudah paham.
“terus kau masukkan benang nya kemari, lalu kemari, terus ini di tarik keluar.....” sambil menerangkan alur perjalanan benang di mesin jahit cangih.
“kau megang nya begini, pastikan benangnya berjalan lancar”.
Aku patuh dan siap mengikuti arahan yang ia berikan.
“mana kain, mana kain boy?. Biar langsung kita coba...” sergahnya tak sabar menunjukkan kebolehan alat canggih itu segera kepada ku.
Aku menyodorkan kain gorden....
agus menekan nekan alat itu
“klik klak klik klak”
Aku melihatnya heran, ku tanyakan ke agus “kok jahitan nya gak ada boy.......?”
Dahinya mengkerut, mukanya agak heran, ia mencoba lagi dan mengingat-ngingat atraksi penjual mesin jahit di pasar yang tadi kelihatan nya lancar-lancar aja waktu di pasar....
hasilnya tetap sama, process failed !
“kok gini?” katanya bingung dan tersinggung dengan perlakuan mesin jahit canggih barunya itu.
Aku yang penasaran memberanikan diri untuk turun tangan, puluhan menit kami mengotak-ngatik benda itu dengan berbagai macam variable cara dan terkaan-terkaan teori pribadi yang sangat asal. Pada akhirnya....
“grugk...!”
Jarumnya macet di dalam mesin, kami berusaha menarik-nariknya ...
Grek...
Grakz...
lalu,....
CPLUG....
??? ???? ????!!
Kami menjerit.........
“hwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
Casing mesin jahit yang canggih itu copot...
Pupus sudah harapan kami untuk memiliki mesin jahit. ironisnya mesin itu di nyatakan rusak hanya beberapa jam dari waktu pembelian nya.
Kalau kalian pernah melihat film masa kecil yang amat sedih berjudul ratapan anak tiri. Maka tulisan yang tidak inspiratif ini cocok di beri judul ratapan anak kos.
Tapi, aku tak sudi memakai judul itu, sangat menyedihkan walaupun sebenarnya memang iya.
0 komentar: