Hari libur terlihat dan terasa begitu membahagiakan,kau akan punya
banyak waktu untuk menjelajahi setiap detik sepanjaang hari tanpa
rutinitas monoton yang setiap senin sampai sabtu kau kerjakan. pagi
ini Jam alarm ku yang terletak tepat di samping kepalaku berkali-kali
menjerit dengan nada nya yg amat khas “ti ti ti tit-ti ti ti tit…” saat
itu aku masih terlelap kelelahan, bunyi jam itu terasa masuk kedalam
kepala dan menguncang-guncang seluruh saraf…! rasanya malam begitu
cepat… jam itu terus berbunyi… batin ku menjerit, “diaaam…!” Tangan ku
beraksi dengan meraba-raba mencari tombol di badan jam agar dia
berhenti, sementara mataku masih terpejamkan.. aku menemukan nya, tampa
pikir panjang, kutekan tombol itu, ia pun kembali membisu… aku
menikmati keheningan nya sesaat,kemudian bersyukur dengan doa yg di
ajarkan “wak maini” guru ngaji ketika aku masih berada di episode anak-anak dulu.
“alhamdulillahillazi ahyaana ba’dama amatana wailaihinnusuur…”aku terseok-seok bangun dari kasur palembang ungu yaang semakin mengeras karna sudah terlalu usang, menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu’.
Mataku masih terasa berat akibat mengerjakan Tugas akhir sampai larut malaam. Setelah semua kewajiban selesai, Tiba-tiba ahmad teman satu kontrakan, adik leting sekaligus kawan dari nagan raya, ia adalah mahasiswa jurusan bisnis,ia mengingatkan bahwa hari ini aku dan ahmad punya sebuah janji dengan seorang pengusaha. Pengusaha itu bernama Bapak nuzul, begitulah ia di panggil.sebelum nya aku tidak mengenal nya, ahmad-lah yg mengenalkan beliau kepada ku. Beliau adalah dosen enterprenuer (wirausaha) nya si ahmad. Beliau juga seorang pengusaha mutiara dan berlian di lombok. Ia juga punya bisnis air minum di jakarta, dan mendirikan sekolah enterpreneur di banda aceh.ia juga akan mendirikaan sebuah doorsmer hidrolik di dekat kantor nya, sebelum nya, pada malam hari kemarin kami telah mengadakan janji dengan beliau. Kami akan menemui nya untuk konsultasi bisnis kami yg akan kami jalankan.
Pukul 10 kami harus menemui nya, pagi ini, udara sangat segar, matahari pun cukup lebat bersinar, aku bersyukur karna hari ini hujan tidak singgah ke bumi banda aceh, jadi kami tidak memiliki rintangan untuk berjumpa dengan pak nuzul. Saat kami ke kantornya, dia tidak ada di sana, salah seorang staff nya mengatakan beliau sedang berada di warung kopi di seberang jalan sana, ia mengacungkan telunjuk dan menunjuk sebuah bangunan, ahmad menoleh ke seberang jalan terlihat warung kopi di sana. Tampa “ba bi bu” yg panjang lebar kami segera mengucapkan terimakasih kepada kakak yg tidak kami ketahui nama nya itu. Senyum nya mengembang, kira-kira artinya oke, gak masalah….
Kami menyebrang jalan, setelah sampai di warkop, terlihat beberapa pemuda sedang membaca koran, halaman nya adalah kolom lowongan kerja..! dua orang bapak-bapak duduk berhadapan ngobrol berbahasa aceh, sepertinya topik nya hangat, beberapa kali tawa meledak dari kedua mulut pria tua itu, seorang pemuda lagi sedang menonton tv, ia menonton siaran berita di RCTI, saat itu putra nababan sedang mewawancarai salah seorang mentri di republik ini. Dan seorang yg sudah agak tua berada di depan kami, kira-kira umur nya 45 tahun, sebagian rambut nya telah putih, badan nya besar namun tidak begitu gemuk, kemeja lengan panjang coklat menyelimuti tubuh nya, tidak tampak sedikitpun mimik stress di wajah nya, itulah yg khas dari setiap pengusaha kawan, meraka tampak selalu bahagia, mereka punya pemikiran positif yg hebat, pola pikir mereka simple,biasanya mereka cenderung hidup bahagia, aku,ahmad dan faisal seorang kolega kami yg tidak bisa ikut pada saat itu karna sedang mati-matian mengikuti final di kampus nya, ingin jadi seperti mereka, para enterpreneur…. kopi di gelas kecil yg berada di depan pria itu tinggal setengah, hanya ia yg menggunakan laptop di sana, bisa ku pastikan, Cuma dia seorang, dialah pak nuzul itu…ahmad berjabat tangan..
“apa kabar pak !”
“baik…..” ia menjawab santai khas pengusaha
Dari mimik wajah mereka, walaupun status mereka adalah dosen dan mahasiswa, tapi pak nuzul tampak sangat bersahabat, mereka bagaikan sahabat sebaya, aku dapat membaca nya dengan mencerna expresi bahasa tubuh yg terlihat seperti dua orang sahabat yg sudah lama tidak berjumpa.
aku menyodorkan tangan ku
“pak . . .! sapa ku, namun aku tidak menperkenalkan diri . . .”
ohya….! Beliau menjawab,
setelah selebrasi salaman itu, dia belum mempedulikan kami, mungkin ada email penting masuk di laptop nya. Akupun melirik ke tv sambil menungg beliau…! Ahmad melakukan opening percakapan ringan, bla bla bla,
aku membisu mendengarkan mereka berdua. .. .
Ia menatapku, aku tak menyianyiakan kesempatan itu, Jadi begini pak, aku menyela untuk langsung ke poin, aku mulai berbicara tentang ide bisnis kami, siapa target pasar nya dan segala seluk beluk usaha kami, usaha kami belum jalan karna ada beberapa kendala yg kami hadapi pak, namum barang nya sudah ada di banda aceh untuk kami pasarkan, diapun menanggapi, dia bercerita tentang penting nya sebuaah sistem dalam bisnis, percakapan mengalir panjang lebar, ia menceritakan binaan nya yg membuka usaha konveksi sekarang sudah beromset 10jt perbulan, tentang beberapa binaan nya di kampung baru yg sudah menuju ke arah yg positif,
aku terus menayakan hal-hal penting dalam sebuah bisnis, inilah yang dapat kurangkum dari wawancara tersebut, pak nuzul memberi saran sebagai berkut :
Apalagi ya, uda agak lupa ne, besok kalo ingat insya allah kusambung lagi dah,
terakhir ini yag agak penting, setelah rencanaa mu uda klop..! apalagi ? mulai terus jangan tunggu lama2… lakukan sekarang juga….! Aku dah ahmad mendngarkan nya secara khusyuk. Pak nuzul memandang ke arah ku, lalu ke arah ahmad.
Ada sebuah pertanyaan penting yg ku ajukan,
pak…! Ia kembali menoleh ke arah wajah ku, selama ini saya di didik dan bekerja di lingkungan yg bercokol dengan administrasi, saya sangat minim ilmu tentang menjual, ada kiat sederhana yg bisa bapak berikan untuk saya ? aku bertanya dengan antusias…! pak nuzul merenung sebentar, tapi sepertinya bukan merenungi pertanyaan ku, mungkin ada email yg masuk di laptop nya. Kemudian ia menatap ku teduh, bibir nya mulai bergerak….
“POTONG URAT MALU MU……!”
“learning by doing……”
Suara nya agak keras….
kamipun terbahak bersama…….
aku setuju dengan itu….
Pak nuzul Seakan di sudah sangat paham dan mengerti tabiaat orang administrasi, orang adminstrasi kebanyakan punya kemampuan yg payah dalam menjual, aku tidak tau kenapa, namun aku mengakui nya. Selama kuliah, aku belum pernah mendapatkan pelajaran menjual produk atau jasa dari sebuah bisnis, aku hanya banyak memahami bagai mana “menjual diri” dalam artian yang positif pada matakuliah personality development, mungkin karna jurusan yg ku ambil adalah akuntansi, bukan jurusan bisnis. Aku juga bekerja di bagian akuntansi yg tidak tahu menahu tentang keadaan pasar.
Tentu tidak semua orang seperti itu, dan tentu iilmu menjual bisa di pelajari oleh semua orang, dan akan tampak lebih mengagumkan jika ia sudah berani memotong urat malu nya…
Ia pun bercerita tentang nasip colonel sanders (kalo gak salah ulisan nya begitu, kalo salah aku mohon maap) yang di tolak berkali-kali ketika menjual resep ayam goreng nya, sebenar nya aku sudah tau hal itu dan sering membaca nya di bayak tempat, tapi kali ini aku senang mendegar nya.
Sekarang tugas terhebat kami adlah belajar menjual dengan baik, dan aku ahmad, faisal. kami juga ingin punya pengalaman hebat, di tolak pelanggan, di maki, dan pengalamn entrepreneur hebat lain nya seperti pak colonel ayam itu, seperti bob sadino, dan para entrepreneur hebat lain nya….
inti dari usaha adalah baagaimana kalian bisa menjual produk atau jasa kalian…..!
semoga ada manfaat di petik dari kisah hidup ku …..!
salam hangat,
mohammad zahri
rumah kontrakan, 03 juni 2011
“alhamdulillahillazi ahyaana ba’dama amatana wailaihinnusuur…”aku terseok-seok bangun dari kasur palembang ungu yaang semakin mengeras karna sudah terlalu usang, menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu’.
Mataku masih terasa berat akibat mengerjakan Tugas akhir sampai larut malaam. Setelah semua kewajiban selesai, Tiba-tiba ahmad teman satu kontrakan, adik leting sekaligus kawan dari nagan raya, ia adalah mahasiswa jurusan bisnis,ia mengingatkan bahwa hari ini aku dan ahmad punya sebuah janji dengan seorang pengusaha. Pengusaha itu bernama Bapak nuzul, begitulah ia di panggil.sebelum nya aku tidak mengenal nya, ahmad-lah yg mengenalkan beliau kepada ku. Beliau adalah dosen enterprenuer (wirausaha) nya si ahmad. Beliau juga seorang pengusaha mutiara dan berlian di lombok. Ia juga punya bisnis air minum di jakarta, dan mendirikan sekolah enterpreneur di banda aceh.ia juga akan mendirikaan sebuah doorsmer hidrolik di dekat kantor nya, sebelum nya, pada malam hari kemarin kami telah mengadakan janji dengan beliau. Kami akan menemui nya untuk konsultasi bisnis kami yg akan kami jalankan.
Pukul 10 kami harus menemui nya, pagi ini, udara sangat segar, matahari pun cukup lebat bersinar, aku bersyukur karna hari ini hujan tidak singgah ke bumi banda aceh, jadi kami tidak memiliki rintangan untuk berjumpa dengan pak nuzul. Saat kami ke kantornya, dia tidak ada di sana, salah seorang staff nya mengatakan beliau sedang berada di warung kopi di seberang jalan sana, ia mengacungkan telunjuk dan menunjuk sebuah bangunan, ahmad menoleh ke seberang jalan terlihat warung kopi di sana. Tampa “ba bi bu” yg panjang lebar kami segera mengucapkan terimakasih kepada kakak yg tidak kami ketahui nama nya itu. Senyum nya mengembang, kira-kira artinya oke, gak masalah….
Kami menyebrang jalan, setelah sampai di warkop, terlihat beberapa pemuda sedang membaca koran, halaman nya adalah kolom lowongan kerja..! dua orang bapak-bapak duduk berhadapan ngobrol berbahasa aceh, sepertinya topik nya hangat, beberapa kali tawa meledak dari kedua mulut pria tua itu, seorang pemuda lagi sedang menonton tv, ia menonton siaran berita di RCTI, saat itu putra nababan sedang mewawancarai salah seorang mentri di republik ini. Dan seorang yg sudah agak tua berada di depan kami, kira-kira umur nya 45 tahun, sebagian rambut nya telah putih, badan nya besar namun tidak begitu gemuk, kemeja lengan panjang coklat menyelimuti tubuh nya, tidak tampak sedikitpun mimik stress di wajah nya, itulah yg khas dari setiap pengusaha kawan, meraka tampak selalu bahagia, mereka punya pemikiran positif yg hebat, pola pikir mereka simple,biasanya mereka cenderung hidup bahagia, aku,ahmad dan faisal seorang kolega kami yg tidak bisa ikut pada saat itu karna sedang mati-matian mengikuti final di kampus nya, ingin jadi seperti mereka, para enterpreneur…. kopi di gelas kecil yg berada di depan pria itu tinggal setengah, hanya ia yg menggunakan laptop di sana, bisa ku pastikan, Cuma dia seorang, dialah pak nuzul itu…ahmad berjabat tangan..
“apa kabar pak !”
“baik…..” ia menjawab santai khas pengusaha
Dari mimik wajah mereka, walaupun status mereka adalah dosen dan mahasiswa, tapi pak nuzul tampak sangat bersahabat, mereka bagaikan sahabat sebaya, aku dapat membaca nya dengan mencerna expresi bahasa tubuh yg terlihat seperti dua orang sahabat yg sudah lama tidak berjumpa.
aku menyodorkan tangan ku
“pak . . .! sapa ku, namun aku tidak menperkenalkan diri . . .”
ohya….! Beliau menjawab,
setelah selebrasi salaman itu, dia belum mempedulikan kami, mungkin ada email penting masuk di laptop nya. Akupun melirik ke tv sambil menungg beliau…! Ahmad melakukan opening percakapan ringan, bla bla bla,
aku membisu mendengarkan mereka berdua. .. .
Ia menatapku, aku tak menyianyiakan kesempatan itu, Jadi begini pak, aku menyela untuk langsung ke poin, aku mulai berbicara tentang ide bisnis kami, siapa target pasar nya dan segala seluk beluk usaha kami, usaha kami belum jalan karna ada beberapa kendala yg kami hadapi pak, namum barang nya sudah ada di banda aceh untuk kami pasarkan, diapun menanggapi, dia bercerita tentang penting nya sebuaah sistem dalam bisnis, percakapan mengalir panjang lebar, ia menceritakan binaan nya yg membuka usaha konveksi sekarang sudah beromset 10jt perbulan, tentang beberapa binaan nya di kampung baru yg sudah menuju ke arah yg positif,
aku terus menayakan hal-hal penting dalam sebuah bisnis, inilah yang dapat kurangkum dari wawancara tersebut, pak nuzul memberi saran sebagai berkut :
- Jika kalian berbisnis dengan beberapa orang teman, kalian harus memeilih diantara kalian siapa yg jadi pemimpin, siapa manager pemasaran, siapa akuntan, dan sebagi nya, job desk ini penting. Ia berbicara Sambil memandangi aku dan ahmad dengan pandangan seorang guru yg penuh kebijaksanaan. Aku langsung teringat sebuah game yg di berikan dosen enterpreneur ketika kuliah dulu, Dosen enterpreneur ku juga pernah berkata demikian, dalam satu organisasi bisnis tidak bisa semuanya jadi pemimpin, dan tidak bisa semua jadi bawahan, aku mengambil kesimpulan …jadi inti nya, heararki organisasi itu penting.
- Mapping (pemetaan) tempatkanlah seseorang itu sesuai dengan keaahliaan nya, misalkan kalian join bisnis 3 orang, letakkan orang yg ahli akuntansi di bidang akuntansi, ahli ini di sini, ahli sono letakin disono…
- pelatih, para atlet hebat aja punya pelaatih maka dalam dunia bisnispun demikian, kalian harus punya pelatih yg membimbingi kalian, terlebih pemula, aku berharap ia mau membimbing kami.
- setiap bisnis punya resiko, carilah cara agar resiko itu bisa jadi kecil, tiba2 aku teringat komentar munawir di salah satu status facebook ku “no risk no gain”. Munawir adalah mahasiswa akuntansi di salah satu kampus di bandung.
- modal gak hanya uang, kenekatan kalian, berani mati kalian, keberanian kalian, semangat kalian, ide hebat kalian, ilmu kalian, itu juga modal yg jarang di lihat orang sebagi modal.
- jangan menaruh telur semua nya sekaligus, ini ungkapan bro…! kira2 artinya, kalo modal uang kalian uda di dapet jangan invest ke sono semua, sisihkan buat cadangan seandainya kalian berada di masa sulit bisnis kalian, masih ada dana yg dapat di maanfaatkan.
Apalagi ya, uda agak lupa ne, besok kalo ingat insya allah kusambung lagi dah,
terakhir ini yag agak penting, setelah rencanaa mu uda klop..! apalagi ? mulai terus jangan tunggu lama2… lakukan sekarang juga….! Aku dah ahmad mendngarkan nya secara khusyuk. Pak nuzul memandang ke arah ku, lalu ke arah ahmad.
Ada sebuah pertanyaan penting yg ku ajukan,
pak…! Ia kembali menoleh ke arah wajah ku, selama ini saya di didik dan bekerja di lingkungan yg bercokol dengan administrasi, saya sangat minim ilmu tentang menjual, ada kiat sederhana yg bisa bapak berikan untuk saya ? aku bertanya dengan antusias…! pak nuzul merenung sebentar, tapi sepertinya bukan merenungi pertanyaan ku, mungkin ada email yg masuk di laptop nya. Kemudian ia menatap ku teduh, bibir nya mulai bergerak….
“POTONG URAT MALU MU……!”
“learning by doing……”
Suara nya agak keras….
kamipun terbahak bersama…….
aku setuju dengan itu….
Pak nuzul Seakan di sudah sangat paham dan mengerti tabiaat orang administrasi, orang adminstrasi kebanyakan punya kemampuan yg payah dalam menjual, aku tidak tau kenapa, namun aku mengakui nya. Selama kuliah, aku belum pernah mendapatkan pelajaran menjual produk atau jasa dari sebuah bisnis, aku hanya banyak memahami bagai mana “menjual diri” dalam artian yang positif pada matakuliah personality development, mungkin karna jurusan yg ku ambil adalah akuntansi, bukan jurusan bisnis. Aku juga bekerja di bagian akuntansi yg tidak tahu menahu tentang keadaan pasar.
Tentu tidak semua orang seperti itu, dan tentu iilmu menjual bisa di pelajari oleh semua orang, dan akan tampak lebih mengagumkan jika ia sudah berani memotong urat malu nya…
Ia pun bercerita tentang nasip colonel sanders (kalo gak salah ulisan nya begitu, kalo salah aku mohon maap) yang di tolak berkali-kali ketika menjual resep ayam goreng nya, sebenar nya aku sudah tau hal itu dan sering membaca nya di bayak tempat, tapi kali ini aku senang mendegar nya.
Sekarang tugas terhebat kami adlah belajar menjual dengan baik, dan aku ahmad, faisal. kami juga ingin punya pengalaman hebat, di tolak pelanggan, di maki, dan pengalamn entrepreneur hebat lain nya seperti pak colonel ayam itu, seperti bob sadino, dan para entrepreneur hebat lain nya….
inti dari usaha adalah baagaimana kalian bisa menjual produk atau jasa kalian…..!
semoga ada manfaat di petik dari kisah hidup ku …..!
salam hangat,
mohammad zahri
rumah kontrakan, 03 juni 2011
0 komentar: