Keterampilan mengatur uang sangat dibutuhkan karena kemampuan finansial ini selalu beriringan dengan hidup.
Pertanyaan nya : Bagaimana caranya mengetahui apakah keuangan Anda saat ini termasuk keuangan yang sehat atau kurang sehat?
Saya menemukan sebuah artikel di internet yang membahas tentang rasio-rasio sederhana yang bisa digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan.
Teknik keuangan ini akan membuat Anda bisa lebih kuat menghadapi pasang surut keuangan suatu hari nanti. Percayalah, sesekali keuangan seseorang pasti akan terguncang, persiapan2 pada cara ditulisan ini setidaknya akan mem-back up beberapa hal dasar pada kuangan Anda.
Keuangan seseorang bisa terpetakan sehat atau tidak nya dari cara mereka mengelola uang, aspek mendasar tentang hal ini terlihat dari bagaimana mereka mengatur gaya hidup, teknik berhemat saat krisis, manajemen berhutang, investasi, usaha menambah pendapatan, dan tentu keterampilan menabung.
Kenapa menabung membutuhkan keterampilan? Karena nyatanya menabung memang sangat sulit dilakukan bagi sebagian orang.
Ada yang mengatakan bahwa pendapatan nya sudah habis, tidak ada lagi yang bisa ditabung. Ada juga yang sudah menabung tapi tabungan nya selalu ke-ambil terus. macam-macam permasalahan nya.
Ayo Mulai Menabung Untuk Finansial yang Sehat
Nah! sekarang saatnya mengukur seberapa sehat keuangan teman-teman, saya mengutip teknik finansial ini dari rubik ekonomi di portal kompas. com. Kalau pernah belajar manajemen keuangan di kampus pasti tidak asing dengan ilmu ini.
Dengan kata lain, ilmu ini sebenarnya sudah cukup populer dalam hal tatakelola keuangan. Namun, mungkin saja banyak yang belum tahu. Kalau begitu, langsung saja kita kemon...
Kita akan menggunakan rasio-rasio sederhana saja.
1. Rasio Liquiditas
Sedernaha nya, rasio ini ngomongin tentang aset Anda yang gampang di cairin sewaktu-waktu saat ada kejadian tak terduga yang menguncang keuangan Anda.Setidaknya minimal anda punya tabungan, atau deposito, atau emas, atau apa saja yang begitu ada kejadian darurat aset itu bisa langsung dicairin jadi uang cash (liquid).
Kejadian tak terduga seperti apa, Ri? - Anda bertanya.
Semisal Anda pekerja - Kena PHK,
Semisal Anda petani - lagi paceklik,
Semisal Anda pedagang - tiba2 kena gusuran dan harus nyari tempat baru. Dst, dsb, dll.
Disinilah, aset liquiditas berperan. Dia bertugas membiayai pengeluaran Anda untuk beberapa bulan kedepan. Uang dari aset liquiditas ini bisa di pakai sembari Anda mencari pekerjaan baru, masa paceklik usai, atau bagi pedagang dapat tempat baru (biasanya tempat baru belum ketauan laris tidaknya dagangan)
Apakah Anda sudah punya aset jenis ini? Kalau belum, keuangan Anda belum sehat. Maka Anda disarnakan menabung, kalau sudah punya, apakah sudah cukup? Bagaimana cara mengetahui apakah aset liquiditas yang Anda miliki sudah cukup? Dibawah ini ada cara menghitung nya. Ini penting untuk di kelola. Mari menghitung...
Anggaplah tabungan, atau emas, atau aset liquid apa saja yang anda miliki kalau di total semuanya bernilai Rp. 5 Juta.
Pengeluaran bulanan Anda (makan, transport listrik dll - biaya hidup) sebulan Rp. 2 juta.
Cara menghitungnya : total aset liquid di bagi pengeluaran per bulan. Hasil pembagi nya dimasukkan dalam satuan "bulan".
Nah! ketahuan, Berarti aset liquid yang dimiliki pada contoh diatas hanya bisa membiayai pengeluaran bulanan selama 2,5 bulan saja.
Apakah ini sehat ? Dalam prinsip keuangan yang sehat, rasio liquiditas disarankan 3-6 kali pengeluaran perbulan, makin besar makin bagus. Kalau rasio liquiditas masih 2.5 bulan, ini kudu nabung lagi. Ayo semangat menabung!
2. Rasio Kemampuan Pelunasan Hutang
Ini penting dimonitor terutama bagi Anda yang berniat mengambil cicilan. Jika tujuan nya punya keuangan yang sehat, maka tidak boleh sembarang ngutang kalau ngak tau kemampuan membayar.Bagaimana caranya agar utang tetap kebayar tapi keuangan tetap sehat ? Ngak payah ngirit2, jajan tetep bisa, hidup tetap normal. Caranya Anda harus disiplin memakai rasio ini. Rasio ini bisa digunakan untuk membantu.
Saat ingin berhutang (cicilan) Anda bisa hitung dahulu. Caranya, hitunglah jumlah cicilan perbulan lalu dibagi dengan pendapatan perbulan. Pakar keuangan mengatakan rasio hutang yang sehat adalah Maksimal 35% dari pendapatan, tidak boleh lebih.
Misalkan, Saya mau mengambil cicilan sepeda motor (maksud nya disini saya hanya punya hutang cicilan motor saja tidak ada hutang2 yang lain, jika ada cicilan panci, rumah, mobil, maka semua nya harus di total) anggaplah cicilan angsuran motor saya per bulan nya Rp. 800.000,- sedangakna pendapatan saya perbulan misalkan Rp. 2.000.000,-
Jika menggunakan patron rasio ini. Cicilan 40% dari pendapatan bulanan ini tergolong tidak sehat, cicilan ini akan membuat keuangan saya kembang-kempis karena melebihi rasio yang disarankan.
Kalau tetap nekat ngambil cicilan begini harus bisa menambah penghasilan bulanan. Dengan kata lain, rasio ini mengajarkan kita untuk bijak saat ingin berhutang.
3. Rasio Tabungan
Rasio tabungan bisa digunakan untuk menilai apakah jumlah tabungan yang ada di rekening Anda saat ini nilai nya sudah ideal.Kalau belum ideal, kira-kira berapa persen jumlah tabungan yang sebenarnya harus dimiliki untuk punya keuangan yang sehat.
Mari gunakan ilustrasi berikut ini.
Misalkan, Tono sudah mulai menabung sejak tahun lalu, dan saat ini tabungan tono di bank sebesar Rp. 1 juta. Gaji Tono perbulan Rp. 2 juta (berarti pertahun Rp. 2 juta x 12 bulan = Rp. 24 juta pertahun). Okeh, ini data awalnya.
Cara menghitung rasio tabungan adalah : membagi tabungan pertahun (saat ini) dengan total pendapatan pertahun maka rasio tabungan Tono adalah :
Angka minimal rasio tabungan yang sehat adalah 10% makin besar makin bagus.
Tono perlu lebih giat lagi menabung karena rasio tabungan dia masih 4 %. Bagaimana dengan rasio tabungan Anda, apakah sudah mencapai 10% ?
Selain ketiga rasio ini, masih ada rasio-rasio populer lainnya yang tidak saya bahas, semisal rasio solvabilitas, dan rasio peningkatan pendapatan. Dengan belajar memantau ke tiga rasio ini untuk permulaan, saya kira sudah cukup keren.
Saya pribadi belajar mengatur keuangan sepanjang waktu, setahap demi setahap dengan mengurangi rasio hutang dan berusaha membesarkan rasio likuiditas. Tidak mudah karena tantangan nya selalu ada.
Dengan memahami rasio-rasio sederhana ini saya bisa lebih teratur mengelola pendapatan.
Semangat Menabung Walau Dari Recehan
Sumber : Screenshot berita di wollipop/
detik.com
|
Ini menunjukkan bahwa uang koin yang selama ini banyak diremehkan ternyata potensial untuk ditabung.
Pada akhirnya, saya menikmati keasyikan menabung uang koin ini. Jika ada uang koin saya akan tabung di wadah bekas makanan ringan, setelah penuh saya tukarkan uang di mini market dan uang nya saya tabung ke rekening tabungan. Seru sekali.
Ini adalah tabungan recehan saya saat ini yang sudah mendekati masa panen.
Mitos Menabung Susah
Saya Mewawancarai Pedagang yang Gigih Menabung
Tapi keren nya, walaupun pendidikan beliau tidak terlalu tinggi, beliau orang yang gigih. Aku begitu terkejut saat beliau menunjukkan padaku sebuah foto. Foto rumah nya yang baru saja selesai dibangun.
Rumah itu berlantai marmer dilengkapi perabotan berbahan kayu jati yang sangat nyeni. Aku takjub! Membangun rumah memerlukan banyak sekali biaya. Iseng-iseng aku tanya bagaimana kiat nya berhasil membangun rumah nya yang bagus itu.
Rupanya bapak tukang bakso menggunakan teknik menabung untuk membangun rumah impian nya. kedisiplinan nya dalam menabung sangat mengesankan.
Beliau konsisten menabung di bank hingga puluhan atau mungkin ratusan juta rupiah dan Alhamdulillah beberapa kali memenangkan hadiah undian dari bank tersebut, antara lain satu unit sepeda motor dan televisi. Rejeki memang gak kemana.
Pendidikan boleh tak tinggi, tapi bisa membangun rumah bagi saya adalah prestasi mengesankan dimana tidak semua orang bisa dan berani melakukan hal itu.
Bencana di Suatu Hari
Suatu hari pedagang tahu goreng di sebelah kios bakso nya mengalami kecelakaan. Saya melihat dengan mata kepala sendiri kejadian ini. Selang gas milik pedagang tahu goreng bocor, api menyembur langsung dari tabung gas, menjilat-jilat ke udara setinggi dua meter.Menyeramkan! Semuanya panik, beberapa tetangga mengemasi barang, untungnya warga sekitar bahu-membahu menolong pedagang tahu goreng memadamkan api yang mengerikan ini, setelah cukup lama akhirnya api bisa tertangani dan Alhamdulillah tidak terjadi kebakaran.
Musibah memang bisa datang kapan saja. Aku membayangkan betapa mengerikannya jika terjadi kebakaran sementara pak tukang bakso menyimpan uang tabungan untuk membangun rumah itu di tempat usahanya, uang yang dikumpul bertahun-tahun bisa lenyap dalam hitungan detik.
Untung beliau menyimpan di Bank, ya setidaknya, jika toh kejadian apes semisal bank nya bankrut sekalipun, dana nasabah nya bakalan tetap aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Kalau cuma ratusan juta yang disimpan di bank dan banknya bankrut sih bakalan diganti oleh LPS, (Anda bisa baca syarat2 nya agar tabungan dapat jaminan LPS disini) lembaga ini menjamin dana nasabah maksimal 2 miliar rupiah per orang, per bank. Jujur saja sebagai masyarakat saya sangat mengapresiasi adanya lembaga ini. Menabung di Bank jadi lebih aman karena uang simpanan jadi terjamin.
Oleh karena itu sangat penting ketika memilih bank tempat menyimpan uang untuk memperhatikan stiker kuning yang biasaya ditempel di depan bank bertuliskan : "Bank Peserta penjamin LPS" berwarna kuning seperti gambar diatas. Itu Penting !
Rumus Menabung Sukses !
Terakhir, Anda bisa melihat tayangan video ini untuk menyusun kembali resolusi keuangan jika periode keuangan sebelum nya sempat morat-marit.
---------------------------------------------
#ayomenabung #lpssahabatnasabah #ayomenabungdibank #lombalps
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances