Aku menduga setiap orang punya nama kecil. Untuk menguatkan hipotesis itu, maka si penduga (yaitu aku sendiri) juga punya nama kecil. <hammer>
Agar kelihatan sedikit lebih keren nama kecilku punya sejarah tersendiri sebelum melekat menjadi nama kecil. Dimasa balita ku di zaman dahulu kala, aku punya tetangga yang seumuran. Umm.. tua dia beberapa bulan sih.
Nama nya Heri, Karena dia duluan hidup, maka aku memanggilnya Bang Heri, bapak nya bernama wak Joko, ibunya bernama wak Maini, abangnya ku panggil Bang Maman, dan adiknya bernama Maimunah. (lengkap sudah !).
Aku melewati masa-masa balita sampai usia SD bersama bang Heri sebagai sahabat dan tetangga dekat yang bahagia. yah, namanya anak-anak kadang-kadang berantem juga.
Selain umur yang terpaut tak terlalu jauh, aku (zahri) dan bang heri memiliki kesamaan lain yaitu nama kami berakhiran “RI” (Republik Indonesia).
Seperti yang telah kita maklumi bersama, bebayian dan bebalitaan sejagad raya akan kesulitan mengucapkan huruf “R”. Ini juga menjadi masalah yang kami alami. kami tidak bisa mengucapkan akhiran nama kami sendiri.
“hei… zai…. “ seharusnya nama kecil kami begitu, namun ternyata tidak
Awal muala kemunculan “Ai” si nama kecil.
sisa-sisa ingatan balita ku agak samar-samar jika mengingat bagaimana nama Ai itu tercipta. Namun sepertinya Bang herilah yang menciptakan Nama Ai, kemudian aku menjadi follower. Bang Heri memanggil dirinya Ai dan secara tidak kreatif aku juga memanggil diri ku Ai. Jadilah nama kami Ai.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu nama Ai lebih melekat ke aku ketimbang bang Heri. Barangkali bang Heri lebih dahulu bisa melafalkan huruf “R” sementara lidah ku masih terjebak di zaman Dinosaurus dan tetap meng-Ai.
Maka Ai menjadi personal Branding ku. bagaimana Dengan Bang Heri? ia menemukan nama baru. Heri cilik atau Heri kecil melekat menjadi nama kecil nya. Heri cilik tercipta karena badan bang Heri saat itu memang mungil.
Sampai sebesar ini aku tetap menggunakan Ai untuk kata ganti nama ku jika bercakap-cakap dengan keluarga besar ku atau dengan keluarga Wak Nartik ( Tetangga dekat ku yang mengetahui seluk beluk masa kecil ku)
Contoh :
“Mak, Ai mau ke Jepang bulan depan ya…”
Namun, tidak selamanya Ai menjadi keren. Saat SMP dan SMA aku pernah merasa malu jika aku di panggil Ai oleh teman-teman sekampung di lingkungan sekolah. kesannya gemanaaaa gitu…
Tapi sekarang nampaknya nama Ai lucu juga. terlebih di kampus juga ada dosen yang di panggil pak Ai….
I = Ai = Aku
I love You
Bagaimana Dengan mu? kamu punya nama kecil?
0 komentar: