"Ini adalah kejadian tak terduga! Secara tidak sengaja aku menemukan cara yang sangat manjur untuk mengeluarkan air yang masuk kedala...

Cara Mengeluarkan Air dari Telinga

"Ini adalah kejadian tak terduga! Secara tidak sengaja aku menemukan cara yang sangat manjur untuk mengeluarkan air yang masuk kedalam telinga."

***
saat itu aku sedang mandi dan tiba-tiba air masuk kedalam telinga ku. Sebelumnya Aku pernah kesusahan mengatasi air yang masuk kedalam telinga. Kata orang cara mengobati telinga kemasukan air adalah dengan memasukkan kembali beberapa tetes air kedalam telinga lalu mengeluarkan nya lagi dengan memiringkan kepala. Aku mencobanya berkali-kali sepanjang hidup. Berhasil, namun tidak begitu sempurna. Terkadang kalau aku jalan telinga masih terasa (terdengar?) bunyi "dug dug dug" yang menandakan air belum keluar semuanya.

ini tidak nyaman...


image : http://nopywidian093654005.blogspot.co.id/


Lalu, Saat mandi telinga kemasukan air lagi. Aku iseng masukin jari ku kedalam lubang telinga (tentu jari-jari ngak bisa masuk semua ya..) ini untuk meraba-raba aja dan memprediksi bagaimana anatomi didalam lubang telinga. Aku merasakan seperti ada lekukan kecil di dasar lubang telinga.

telinga kemasukan air
Hasil riset raba-an jari tangan
Selama ini, jika telinga kemasukan air aku hanya memiringkan kepala sekitar 45-90 derajat. Cara seperti ini rasanya kurang manjur, beberapa tetes air memang keluar, namun rasanya masih ada yang terperangkap di cekungan itu.

Teknik kemiringan 45-90 derajat yang kurang begitu efektif

Setelah tahu anatomi lubang telinga dari hasil riset rabaan jari tangan. Kali ini aku mencoba menunduk kepala sekitar 180 derajat (hampir mencium lutut) dan mengoyang-goyangkan kepala agak cepat. Rupanya Teknik ini akan menyebabkan air yang ada di cenkungan kecil telinga tadi jatuh ke bagian atas (langit-langit rongga telinga).

Nah, Setelah air berada di langit-langit. Anda tinggal memiringkan kepala saja untuk mengeluarkkan air. Bagaimana caranya bisa tahu air telah keluar dari cekungan? Anda akan merasakan air yang mulai keluar dari cekungan dari bunyi yang terdengar. Setelah Anda mendengar bunyi itu dan merasakan pergerakan air di dalam telinga, segera miringkan kepala untuk menuangkan air keluar dari telinga. Dan ALHAMDULILLAH cara ini bisa mengeluarkan air seluruhnya. SELURUHNYA!!! 



obat telinga yang kemasukan air
Proses menggoyang-goyangkan badan 

ini hanya pengalaman pribadi  saya, tetapi mudah mudahan cara mengeluarkan air dari telinga ini juga bekerja di telinga Anda.


Live Journal tag : 

0 komentar:

Bagaimana rasanya  dilayani seonggok mesin? Rasanya sudah beberapa minggu saya nggak datang ke stasiun Sudirman. Kemarin datang, dan s...

Keren ! Ada teknologi baru di Stasiun Sudirman

Bagaimana rasanya 
dilayani seonggok mesin?

Rasanya sudah beberapa minggu saya nggak datang ke stasiun Sudirman. Kemarin datang, dan saya kaget melihat sosok besi kotak berwarna merah mirip mesin ATM yang memiliki jobdesk sebagai petugas ticketing. Dialah Commuter Line Ticket Vending Machine, sebuah mesin yang melayani hajat manusia untuk membeli tiket atau isi ulang saldo tiket kereta commuterline.


Kini di depan loket 2 dan loket 4 di stasiun Sudirman mejeng 2 mesin merah ini, di dekat ruang ATM juga ada dua biji lagi. Menurut petugas yang sedang berjaga disana, mesin-mesin ini sudah mulai beroperasi pada awal tahun baru 2016 kemarin. Namun, dari yang saya lihat (23/1/16) sepertinya masih banyak penumpang yang belum terbiasa dan sedikit kebingungan menghadapi mesin-mesin ini. Saya termasuk orang yang ikut-ikutan bingung… hehehehe.



Untungnya pihak stasiun menyediakan petugas baik hati yang sedia melayani dan mengedukasi para pengguna jasa commuter line yang hendak mengisi/membeli tiket atau sekedar mengambil uang jaminan.


Apa Saja yang bisa di lakukan Mesin ini ?

Dari brosur (?) yang menempel di sisi kiri atas mesin yang saya baca, Vending machine ini berkemampuan memberikan layanan untuk kartu Single Trip maupun Kartu Multi Trip, Jenis transaksi yang dapat dilakukan Vending Machine ini adalah:

Kartu Single Trip (THB)
  1. Pembelian THB (Tiket Harian Berjaminan) Baru
  2. Isi ulang (Top Up) Tarif perjalanan THB
  3. Pengembalian uang jaminan (refund) kartu THB
Sedangkan bagi Anda yang menggunakan Kartu Multi Trip (KMT), Vending Machine bisa digunakan untung isi ulang saldo.

Pengalaman Mengambil Uang Jaminan di Vending Machine

Pengalaman saya menggunakan mesin ini awalnya agak bingung, namun kalau sudah menggunakan sekali, sepertinya untuk selanjutnya sudah gampang. Karena tampilan interface dari layanan ini sebenarnya sudah cukup jelas.

Saat saya ingin mengembalikan kartu dan mengambil uang jaminan, Atas arahan dari mas-mas yang bertugas, saya memasukkan kartu di port paling kanan pada gambar di bawah ini. Yaitu liang "THB Single Trip - Refund - Top Up"

Liang-liang tempat masukin Uang dan kartu single trip


Begitu kartu dimasukan ke port kartu THB, layar monitor akan otomatis menampilkan dua pilihan tombol : (1) top up, (2) Refund.

saya pilih refund.

Jebret…!

uang jaminanpun keluar.


Jenis Uang yang Bisa Digunakan Untuk Transaksi di Mesin Ini

Kartu Single Trip
  1. Uang Koin – warna Perak
    1. Rp. 500,- (minimal)
    2. Rp.1000,-
  2. Uang Kertas
    1. Rp. 2000,-
    2. Rp. 5000,-
    3. Rp. 10.000,-
    4. Rp. 20.000,- (maksimal)
Kartu Multi Trip
  1. Rp. 5000,-
  2. Rp. 10.000,-
  3. Rp. 20.000,-
  4. Rp. 50.000,-
  5. Rp. 100.000,-

Buatan Dalam Negri

Saat saya tanya ke mas-mas yang bertugas, tentang siapa yang membuat mesin ini. Dengan bibir tersenyum beliau mengatakan "Ini buatan dalam negri, Mas. Buatan Telkom".  Wah! hebat juga ya...
mesin ini berguna banget melerai antrian di jam-jam sibuk...

Semoga kedepan nya  naik commuter bisa makin tambah nyaman...
Suasana lenggang di dalam commuter line (suasana idaman)






2 komentar:

Pandangan Nenek,  Menghentikan langkah kaki ku.... Pagi ini aku pergi ke pasar tradisional dekat kosan ku. Tidak ada hajat lain dipasa...

Nenek Dibalik Sesisir Pisang Susu

Pandangan Nenek, 
Menghentikan langkah kaki ku....

Pagi ini aku pergi ke pasar tradisional dekat kosan ku. Tidak ada hajat lain dipasar itu selain membeli bahan baku buat dagangan, dan tentu saja jajan martabak coklat kacang kesukaan.

Bahan baku jualan sudah dalam jinjingan, sepotong martabak pun sedang bersemayam dalam gigitan. Sedikit terburu-buru, Aku me-lenggang-kan kaki, melangkah pulang. Di ujung jalan kakiku mematung di salah satu pintu keluar pasar. Sesuatu menghentikan tubuh ku. Sebuah pemandangan haru menyelimuti mata. Hatiku runtuh....


"Pisangnya, Dek…"



Nenek-nenek tua renta menawari ku sesisir pisang susu. Aku kaget dan terenyuh. Ku lihat dagangan nya, terkapar di atas alas kumuh. Ada beberapa ikat daun singkong yang kurang menarik, daun jeruk, dan entah daun apa lagi yang aku tak paham.

Semuanya dalam kondisi kurang segar. Tak lupa, tergeletak disana sesisir pisang susu yang tidak mulus lagi, sesisir pisang ini telah kehilangan dua buah anggotanya sehingga bolehlah dikatakan sesisir pisang susu yang ompong.

Dari keadaan dagangan nya, dan dari raut muka lesu nenek, aku sedikit menerka-nerka. Sepertinya jualan nenek kurang laku.

"Pisang nya berapa,Nek?" tanyaku sopan.

Air muka nenek berubah, aku bisa merasakan ekspresi semangat mulai merayapi wajahnya.

"Delapan ribu, Dek…" kemudian dengan semangat dia menceritak
an product knowlage sesisir pisang susu itu. Aku dilayani dengan antusias.

Dalam kondisi normal, pisang itu mungkin bisa berharga lebih rendah dari delapan ribu. Atau mungkin tidak laku lagi untuk di jual. Tetapi aku tak sanggup menawar.

Saat ia menerima uang dari ku, aku mendengar suara lirih…

"Alhamdulillah…"

Tak sengaja kulihat gulungan uang milik nya (mungkin omset hari ini) yang beliau keluarkan. Tidak banyak nominal nya.

"Alhamdulillah…"

Rasa syukur itu terungkap-kan lagi…

Aku bisa merasakan kegembiraan yang ia rasakan. Kenapa aku bisa merasakan? Ya, karena aku juga seorang pedagang.

Aku tahu rasanya ketika dagangan sepi sementara modal belum break event point (BEP). Rasanya merana sekali, galau tingkat awan.

Dari pengalaman berdagan yang kulalui selama ini, dan curhatan sesama padagang, Tampa semangat yang membaja, dan pikiran positif berlimpah ruah, kondisi dagangan sepi sudah bisa menjadi alasan yang cukup untuk membuat muka menjadi murung.

Ungkapan customer is power adalah kebenaran yang telah aku buktikan.
Maka, kehadiran satu pelanggan saat dagangan sepi merupakan hadiah dari Tuhan. Cash flow bisa mengalir.

Aku haqqul yaqin… kegembiraan itulah yang dirasakan nenek. Aku juga turut bahagia karena empati ku sebagai pedagang ternyata ada.

Gagasan utama dari tulisan ini adalah Empati. Rasa empati. Apakah kau pernah berempati kawan?

Tulisan ini belum selesai, karena aku punya kisah tentang empati yang lebih menggigit dimana aku bukanlah tokoh utama nya.

Aku punya teman, dia bekerja di toko material, kadang dia memecahkan batu2 di tengah terik matahari, mendorong gerobak, menjadi kuli cuci piring pada sebuah acara pesta, atau jikalau sepi job. Maka dia akan ngamen. Ya, ngamen. Karena orang nya sudah tua, katanya lagu andalan saat ngamen adalah lagu qasidah, sholawatan, atau lagu2 Rhoma Irama.

Kadang2, uang nya banyak, kadang ngepas banget, kadang tipis. Ya harap maklum lah. Namun, kau tahu kawan. Aku melihatnya berulang-ulang kali. Saat kami sedang duduk ngobrol2, lalu ada pengamen yabg mampir ke tempat kami. Tak pernah kulihat di mengucapkan kata semisal…

"Maaf ya bang" untuk menolak sang pengamen.

Seberapapun uang yang ada di kantong nya ia berikan. Yang penting ngasih.

Suatu waktu, pengamen datang kios ku, aku dan bapak ini sedang ngobrol. Aku menolak pengamen dengan berkata…
Maaf ya bang…

Bapak ini, seperti biasa merogo kantong baju koko nya. Tidak ada uang 500,- seribu pun tak ada, dua ribu apa lagi. Yang ada hannya lima ribu.

Dia berusaha mengorek2 isi kantong nya, siapa tahu ada seribuan yang bersembunyi. Tapi ternyata kosong. Not found.

Aku melihat kebimbangan merasuki wajahnya, barangkali itu uang buat ongkos dia berangkat kerja besok. Dalam gerakan yang cepat, lima ribu telah berpindah tangan. Pengamen riang gembira mendapatkan nominal segitu. Omset ngamen biasanya berkisar dari kumpulan uang gopek, seribu, kalau mujur duaribu. Lima ribu adalah primadona. Dengan raut wajah penuh terimakasih sang pengamen menghaturkan terimakasih sedalam-dalam nya.

Sebagai pengamen part time, teman ku terlihat senang. Apakah yang menggerakkan kedermawanan teman ku itu?

Dia tahu rasanya mengamen. Apakah yang menggerakkan ku membeli pisang di tempat nenek yang sepertinya dagangan kurang laku? Empati ada dibelakang mereka.

Aku sadar, bahwa aku mungkin tidak bisa untuk istiqomah selalu berempati di semua keadaan di setiap waktu. Namun,empati itu adalah nilai kemanusiaan yang kita punya. Berempatilah "sekali-kali" untuk meraskan utuhnya menjadi manusia.


0 komentar: