Berhubung beberapa hari yang lalu saya dapet voucher senilai tiga ratus ribu dari Gramedia ( cerita tentang hadiah voucher ada  disini ). M...

Jika Aku Kejeblos di Toko Buku, Maka Aku (titik-titik)

Berhubung beberapa hari yang lalu saya dapet voucher senilai tiga ratus ribu dari Gramedia (cerita tentang hadiah voucher ada disini). Maka hari ini mumpung weekend saya berinisiatif ‘menjebloskan’ diri saya ke Gramedia.

Voucher dari Gramedia
Beberapa hari lalu sempat hunting informasi kira-kira buku apa yang bagus dan sedang in di Indonesia dengan membaca beberapa review buku di internet. Dapat info dari temen, katanya ke Gramedia Blok M aja, katanya sih koleksinya lebih lengkap.

Berbekal rekomendasi itu, datanglah saya kesana. Eh, tapi kok kayaknya biasa aja… Maksud teman saya lengkap dalam hal apa ya? ah sudahlah yang penting saya sudah berada di lautan buku.
Bagi saya, ada dua masalah besar kalau masuk ke toko buku (1) bisa berjam-jam (2) Rayuan buku-buku yang musingin.

Pernah suatu hari ngajak dua temen saya beli buku di Mall PVJ Bandung. Setelah lama berkeliling Saya lihat mereka kayaknya kecapekan dan bosen muter-muter. Kasian juga ngeliat muka nya. Akhirnya mereka saya sarankan nunggu diluar aja sambil ngopi-ngopi di warung pinggir jalan dan saya tetap ngubek-ngubek toko buku.

Tapi walaupun berada lama di toko buku, anehnya saya tidak bosan. Kalau ngak di stop sama waktu sholat, lapar, dan hari yang semakin malam. kayaknya saya bisa betah seharian di toko buku. 
Yang kedua adalah Masalah godaan buku-buku.

Buku-buku ini pinter banget menggoda. Kalo ngak hati-hati kantong bisa bolong. Untungnya saya punya patron setiap masuk toko buku harus ada limit pengeluaran nya. Misalnya ngak boleh habis sampe 100.000,-

Dengan kebijakan seperti itu sebenarnya tersiksa juga karena harus pilih-pilih salah satu dianatara dua, tiga atau empat pilihan yang sama-sama menarik.
Seperti kejadian kali ini. Hari ini saya berniat membelanjakan voucher saya 150 saja (3 lembar voucher- sisanya disimpen untuk masa depan-hehehe). Dari ba’da asar saya masuk Gramedia dan keluar nya beberapa menit menjelang magrib. Gila!

Akhirnya, saya berhasil menggondol tiga buku setelah pusing menyeleksi diantara banyak pilihan.
Dari rumah saya membawa daftar buku yang mau di beli (1) Ayah [Andrea Hirata] (2) Andai Aku Wartawan Tempo  (3)  Negri Van Orange (4) Quantum life transformation [Adi W Gunawan] (5) komik…. Wah banyak juga

Sampe di gramedia ‘iler’ bercucuran ngeliat buku belajar sketsa, jalan ke rak fotografi iler semakin deras mengguyur karena buku disana keren-keren banget. masuk ke rak best seller ah, sudah lah…
Saat mau menjatuhkan pilihan di buku sketsa, hati saya berkata….

ah… kayaknya novel ayah lebih membangun jiwa. datanglah saya ke rak novel best seller. eh taunya di sebelah novel ayah ada novel pulang (Tere Liye) yang best seller juga. Mampus dah saya. Entah kenapa, dibawahnya nongol sebentuk buku berjudul negri 5 menara, novel lama yang belum kebaca… aaah…

pusiiing….

Tapi berhubung saya menyukai karya2 Andrea Hirata, akhirnya saya memboyong Novel ayah, lalu saya ambil Buku karangan pak Adi W Gunawan : Quantum Life transformation dan mengganti rencana membeli komik dengan buku Radikus makankakus nya Raditya Dika (ini niatnya untuk hiburan aja, kayaknya lucu dan murah 33rb. Total 172 ribu bayar pake voucher 150 ribu sisanya pake duit 22 ribu.

Ah, dengan 22 ribu, dapet tiga buku…(Sastra, humor, Psikologi) hatipun senang….

bukubaru
Novel ayah yang belum di unboxing Smile with tongue out

0 komentar: