Baru aja aku baca novel Perahu Kertas nya Dee dan sampai pada halaman sebelas. Disitu tertulis sub judul yang ketika membacanya ada perasa...

Pindah Ke Bandung, Kota Keren Banget Euy...!

Baru aja aku baca novel Perahu Kertas nya Dee dan sampai pada halaman sebelas. Disitu tertulis sub judul yang ketika membacanya ada perasaan susah dijelaskan dihatiku. Sub judul itu adalah : “PINDAH KE BANDUNG”.

Membaca cerita Dee di novel ini membuat pikiranku melayang-layang ke suatu kejadian saat pertamakali aku datang ke Bandung. Aku merasakan kembali nuansa tak dapat dijelaskan saat aku menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di stasiun kereta Bandung, saat naik taksi pertama di Bandung, saat sampai pertamakali di Geger Kalong di depan Masjid Darut Tauhid. Saat merasakan udara dingin menyelimuti tubuh Begitu keluar dari taksi. Semua ingatan tentang hari pertama di Bandung bangkit dari kepalaku.

Sungguh Dee telah membuat Novel yang membangkitkan Djiwa Ragha…

Aku teringat saat otak ku mencocok-cocokkan informasi yang kubaca di internet ketika masih di Aceh dengan realitas yang aku lihat disini. Lebih mengasyikkan merasakan kenyataan nya ketimbang informasinya *tentu saja*

Aku senang, bisa datang ke Bandung, aku senang salah satu bagian dari masa muda ku dihabiskan di Bandung. Dan kalaupun aku pergi jauh, sepertinya aku akan tetap kangen sama Bandung. Bagi ku Bandung adalah kota yang keren banget.

Orang Sunda Yang Ramah

 

    Source : https://twitter.com/friendlybandung

Terbiasa hidup di Sumatra dengan dialeg yang keras, aku benar-benar terkesan dengan kultur masyarakat disini. Mereka hangat, terbuka dan ramah sekali dengan orang yang baru mereka kenal.

Berulang-ulang Aku katakan pada Tony - Anak ibu kosan di desa Cijagra - yang sering bertamu ke kosan kami untuk ngobrol-ngobrol. Ku katakan pada nya bahwa aku takjub dengan keramahan orang Bandung.
Wah, orang Sunda ramah sekali ya, Ton…
Mungkin saja Tony merasa bosan mendengarkan apresiasi berulang-ulang itu setiap hari. hihihi.
Kalau di lihat dari sejarah sih, seperti nya orang disini memang sudah terbiasa berbaur dengan orang-orang asing sejak jaman dahulu. Orang asingpun sejak dulu sepertinya banyak yang mengunjungi daerah indah ini. Apalagi kampus-kampus ternama disini juga menjadi magnet bagi para pelajar yang datang dari seluruh indonesia. Aceh sampai Papua ada!

Kosan pertama kami di Bandung ada di puncak bukit di Desa Cijagra | Kosan ini asyik, kalau malam turun kabut gitu. Sangking dingin nya, kalau malam-malam pas ngobrol2 di beranda, mulut bisa keluar asap seperti merokok gitu. Malam hari dari kosan ini kami bisa melihat kelap kelip lampu yang indah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan rumah-rumah disekitar Darut Tauhid. Indah Banget!

Alam Dan Kultur Yang Harmoni

Gunung, lereng, air terjun (curug), kerimbunan, hijau dan udara yang adem adalah khas di Bandung.  Suatu waktu aku melihat laki-laki yang mengenakan pakaian adat Sunda, Berbaju hitam, memakai iket (sejenis topi adat sunda untuk lelaki) sedang berjalan dipinggir jalan yang teduh. Jalanan di Bandung memang asyik karena banyak di tumbuhi pohon-pohon besar dan teduh. Melihat lelaki ini berjalan Aku merasakan kesederhanaan menyelimuti dirinya.

sederhana tetapi kelihatan sakti, seperti karakter pendekar yang humble di film-film. Ini bukan main-main, Aku banyak bertemu dengan orang-orang yang berilmu tinggi (intelektual)namun sederhana disini.

Yang paling aku suka adalah saat melihat mamang-mamang yang menjual sayuran, atau pisau dapur, atau buah-buahan. mereka berjalan memanggul dagangan mereka. kalau pagi aku sering melihat mereka turun atau naik ke desa yang ada di atas-bawah lereng. Pemandangan ini sangat etnik dan tradisional. Aku seolah terlempar ke zaman yang jauh sebelum zaman ini. dalam bahasa yang lebih sederhana mungkin ini bisa di sebut : Pemandangan etnik.

Master Bambu

Orang Sunda sangat piawai mengolah bambu menjadi alat-alat keperluan rumah tangga atau alat musik. Kamu pasti udah kenal dong sama yang nama nya angklung? Dan di Bandung aku melihat banyak alat musik yang menghasilkan suara etnik, magis, dan berseni dari olahan mambu. Aku benar-benar tercengang saat datang di sebuah festival budaya di lapangan Gasibu di depan Gedung Sate



Disana aku melihat sebuah alat musik kecil yang di letakkan di mulut kemudian seperti di sentil-sentil gitu dan menghasilkan bunyi aneh yang indah.
Touuu toou tounge tounge…
Baru ngecek di google, katanya sih namanya Karinding. (foto : www.antarafoto.com)

 

Kota Incubator

Di Bandung banyak sekali komunitas-komunitas keren. Sebagian besar yang kutahu adalah komunitas yang di bentuk oleh anak-anak muda. komunitas disini pun ambil bagian di berbagai sektor mulai dari sosial, entrepreneurship, pendidikan, ekonomi, agama, lingkungan, otomotif, seni, kemanusiaan, hingga yang terkumpulkan gara-gara hobi.



Setiap malam minggu biasanya mereka keluar ke jalan-jalan utama seperti Jalan Dago dan sekitarnya. Senang sekali rasanya melihat kota yang hidup seperti ini. Sebuah komunitas tentu tambah keren jika mereka menghasilkan karya. Di Bandung tidak sulit menemukan karya dari komunitas-komunitas ini. Banyak nya komunitas disini menjadikan kota ini seperti incubator dari banyak hal. Banyak karya menakjubkan dan kreatif ada disini. keren banget pokonya !

 source : tempo.co



‘Cinta Mati’ Sama PERSIB

Jangan bilang orang Bandung kalo ngak cinta PERSIB. sekedar informasi bagi yang belum tahu, PERSIB adalah klub sepak bola paling terkenal di Bandung. Aku melonggo saat nenek nya si Tony nyuruh kami masuk kerumah nya untuk nonton bola bareng.
Whats ! Nenek-nenek sukak bola? :O
Ternyata dirumah Tony, seluruh keluarga besarnya sedang berkumpul menonton bola. Antusias pulak ! Perhatian mereka terfokuskan ke layar tivi, sang jagoan (PERSIB) sedang berlaga disana. sebuah perhelatan yang tidak bisa disepelekan.

Malam nya, di beranda kosan ku yang berkabut. sambil menyeruput teh hangat, aku sampaikan keheranan ku ke Tony soal nenek yang suka nonton bola.
hahahaha… ia kang. Disini mah jangan heraaan. Tua muda pada suka nonton bola. Apalagi kalo PERSIP yang main, kudu nonton ituh. Kata Tony dengan dialeg Sunda nya.
***

Makanan Manis

Temen ku Riza, yang punya lidah Aceh yang kental agak kesulitan kalo uda ngomongin urusan nyari makan disini. Banyak makanan yang rasanya manis. Sedangkan kalo orang Sumatra kan biasanya demen yang pedes asem ya? CMIIW.  Yah, mungkin ini memang jadi sedikit kendala bagi sebagian orang, tetapi di Bandung pilihan makanan ngak “sesempit daun kelor” kok. Ada banyak pilihan nya. yaaa asal uangnya tebel aja ^-^

Ah, Bandung bener-bener enak banget, Euy…!

Apa lagi? apalagi ? Ah, rasanya kalau  di tuliskan semua disini, ngak akan cukup untuk mengungkapkan indahnya Bandung, Alam nya, masyarakat nya, budaya nya,  Naon Deui? (Apa lagi?)
sebagi penutup aku tuliskan sebuah lirik lagu jadul yang dilantunkan Titiek S dan Muchsin yang mendadak kusukai saat ada di Bandung.

reff: 
Bandung kota, kenangan bagi ku…
Tiada mudah ku lupaaakaannn…



Loh? kok tiba-tiba gondrong ?

 ***



LiveJournal Tags: ,,

0 komentar: