emm, judul nya sangat biadap. Ada kata-kata sialan nya yang kalo boleh jujur aku canggung untuk menuliskannya. Tapi sebenarnya isinya gak ng...

“OyaaOokkee !” Sebuah Cerita Pendek Di Buku, Yang Sialan Betul…

emm, judul nya sangat biadap. Ada kata-kata sialan nya yang kalo boleh jujur aku canggung untuk menuliskannya. Tapi sebenarnya isinya gak ngomongin soal ke-biadab-an.

lebih karena aku aja yang tersindir sama cerita pendek di buku ini. Terus, dengan sedikit strategi tengik, aku buat lead tulisan yang sepertinya bisa menarik orang untuk membaca. (maklum aku lagi belajar buat lead yang menarik soalnya, jadi musti ‘trai en eror’)

Black Sheep

Jadi, cerita pendek di buku ini ngomongin 2 orang yang suka nulis dan sama-sama kepengen banget nerbitin novel. Ceritanya meng eksopse satu nilai universal tentang pentingnya sebuah PROSES!

yuk, kita baca sama-sama….

--------------------------------------------------------------------------------

Oyaookkeee!

(Di kutip dari buku: “Ini Cara Gue” karangan Dedy Dahlan)

Dua bersaudara Tatat dan Totot punya cita-cita jadi penulis Best Seller.

Walau disangka kembar, mereka bukan kembar. Cuma mungkin ibunya kurang kreatif saat memberi nama, jadi namanya dibuat mirip. Mungkin kalau ada tiga anak lagi, nama mereka adalah Tetet, Tutut, dan, ehem… Andi.

Keduanya punya ide untuk novel fiksi setebal dan sekelas Harry Potter. Tapi ternyata editornya memberi mereka saran yang sama. “kayaknya kalian belum siap bikin novel serius, gimana kalo bikin novel anak-anak dulu?” katanya.

Tatat yang fleksibel setuju. Dengan semangat dia berkata “Oyaoookkee!” dan mulai nyari ide buat cerita anak-anak. sangking niatny, dia sampai nyamar jadi tukang gulali di depan SD. Sementara Totot ngotot. Dia ngak mau bergeser dari idealisnya. “Novel Gue atau enggak sama sekali!” katanya dengan gagah.

Beberapa saat kemudian buku anak-anak Tatat terbit, dan mereka kembali nemuin Editor. Totot ikutan juga, memamerkan ide novel lamanya lagi. Tapi editornya punya ide lain “Gimana kalau sekarang kalian coba bikin kumpulan cerpen dulu, kayaknya lebih pas.”

Lagi-lagi, Tatat langsung siap dan berdiri “Oyaaokkee!” dan langsung nyamar jadi tukang the botol di depan kampus untuk nyari ide cerita. Enggak tahu kenapa kok hobi banget nyamar jadi tukang jualan. Sementara Totot lagi-lagi menolak “Novel Gue atau enggak sama sekali!” katanya masih gagah.

Beberapa lama kemudian buku kumpulan cerpen Tatat sudah terbit, dan mereka kembali sungkem pada editor. Totot ikut, pura-pura butuh ngak butuh. “Sekarang kita coba novel, tapi gimana kalo novel ringan dulu, dan jangan di cetak, gimana kalau bikin ebook aja?” Kata editornya.

Tatat seperti biasa, langsung bilang “Oyaaookkeee!” dan mulai menyesuaikan novel barunya dengan format ebook, sambil nyamar jadi tukang jaga warnet. sementara Totot tetap ngotot, langsung berceletot “Novel gue, dalam bentuk cetak, atau enggak sama sekali”

Beberapa sat kemudian, ternyata, ebook Tatat cukup mendapat nama di dunia online. Malah sekarang editornyalah yang menawarkan, “Nahh, sekarang gimana kalau kita bikin ide novel tebal kamu itu?”

“Oyaaooookeeee!” kata Tatat hepi! Dreamnya akhirnya tercapai.

“Eh, terus novel saya gimana?” Tanya Totot.

“Kamu belum ada perkembangan dan belum ada bukti sih, jadi yaa… enggak sama sekali!” kata editornya.

***

QUOTE :

Profesi perlu proses, dan proses selalu di warnai perubahan.

--------------------------------

Cerita diatas bener-bener “sialan” betul, kan?

0 komentar: